Anggota NII Bongkar Sumber Dana Gelap Al Zaytun: Dipaksa Hingga Setor Rp 3 Miliar Setiap…

Panji Gumilang (kanan) dan putrinya Anis Khairunnisa
Sumber :
  • VIVA.co.id

Cianjur – Hingga saat ini, masalah Pondok Pesantren Al Zaytun masih menjadi diskusi hangat di media. Sekarang ada pengakuan dari salah satu anggota NII yang aktif bahwa Ponpes, yang dipimpin oleh Panji Gumilang, telah dibongkar. 

Terungkap Dana Pembangunan Ponpes Al Zaytun, Eks Anggota NII: Curi Kotak Amal Masjid…

Terkait Kasus Panji Gumilang, yang disiarkan pada Sabtu 15 Juli 2023 oleh tvOneNews. Dalam sebuah wawancara, anggota NII yang aktif ini menyebutkan sumber dana Al Zaytun.

"Ibu (sebut saja Mawar), apa benar anda anggota aktif dari Negara Islam Indonesia (NII)?," tanya Dwi Anggia. 

12 Tahun di Al-Zaytun, Heru Eks Anggota NII Dapat Perlakuan Tak Manusiawi

 

Panji Gumilang (kanan) dan putrinya Anis Khairunnisa

Photo :
  • VIVA.co.id
Mantan Anggota NII Bongkar Praktik Bejat Usai Dibaiat: Kerja Paksa Hingga Harus Mencuri…

 

Terkait pungutan biaya tersebut ada kaitanya dengan Al Zaytun. Dana tersebut akan disalurkan untuk pembangunan Masjid Rahmatan Lil Alamin di Komplek Pondok Pesantren Al Zaytun. Dana yang sudah terkumpul dikelola oleh Program JAMMAS (Jahe Membangun Masjid).

"Semua yayasan yang bernaung dibawah NII, setiap anggota diundang kesana untuk mengikrarkan program JAMMAS, untuk kesanggupan memberikan dana sebagai donatur," ungkap Ibu Mawar.

Ia juga mengatakan bahwa sumbangan ke Ponpes Al Zaytun harus dilakukan dan ditambahkan setiap bulan, membuat Ibu Mawar tidak nyaman menjadi anggota NII.

"Di wilayah yang suami saya urus, ada sekitar berapa miliar dana yang dikumpulkan untuk dikelola dengan semua yang ada di bawahnya itu (NII). Untuk pastinya diatas Rp3 miliar," tutur anggota NII yang enggan disebutkan namanya itu.

ibu Mawar juga mengatakan bahwa dia adalah anggota NII aktif, dan suaminya adalah pengurus NII di beberapa tempat di Indonesia. Selain itu, Ibu Mawar mengatakan kepada penyiar TV One bahwa dia tidak nyaman menjadi anggota NII. 

"Ada hal yang membuat saya tidak nyaman, misalnya per orang anggota ditargetkan harus memberikan sejumlah uang, seperti iuran-iuran, yang dipaksakan" ungkap Ibu Mawar.