Viral Dugaan Praktik Aliran Sesat di Gegerkalong Bandung, Polisi Bantu Penjagaan Selama Ritual

Warga protes dugaan aliran sesat di Gegerkalong Bandung
Sumber :
  • Tangkapan Layar

Cianjur – Warga Bandung heboh saat melihat sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @fakta_bandung. Dalam video tersebut,  menunjukkan sekelompok orang yang tampaknya sedang melakukan aktivitas di dalam masjid. 

Bully Adik Kelas Hingga Masuk RS, Terungkap Kondisi Mental Anak Vincet Rompies

Tak ada penerangan di Masjid tersebut seperti tempat ibadah lainnya. Ruangannya dipenuhi dengan lampu berwarna merah, yang membuat suasananya sangat mencekam. Beberapa orang melakukan sesuatu di dalamnya.

"Astagfirullah, itu mereka ibadahnya nari-nari, OMG,” ucap seorang perempuan sambil merekam video itu.

Saipul Jamil Ditangkap di Jalur Busway, Deddy Corbuzier: Pak Polisi Tak Etis

Karena mereka baru melihat video tersebut, beberapa warganet merasa ritual itu aneh. Kompol Darmawan, Kapolsek Sukasari, kemudian memberikan penjelasan.

Dugaan aliran sesat di Gegerkalong Bandung

Photo :
  • Tangkapan Layar
Ditangkap Polisi Saipul Jamil Diduga Narkoba, Begini Kronologinya

Disisi lain, Kapolsek Sukasari Kompol Mohammad Darmawan menyatakan bahwa dia tidak dapat menentukan apakah kelompok tersebut sesat.

“ Kami hanya menjaga kondusifitas dan alhamdulilah (kondusif) saat malam satu suro itu. Soal aliran itu tidak bisa mengatakan apapun karena domainnya bukan kepolisian,” kata Darmawan yang dikutip dari Viva.co.id.

Darmawan juga menyatakan bahwa kelompok kebudayaan di daerah Geger Kalong, Jawa Barat, melakukan ritual keagamaan tersebut.

"Itu kegiatan terkait Malam Asyura yang dilakukan kabuyutan. Nah sebenarnya, acara kegiatan kabuyutan itu tidak ada masalah, mereka dilakukan di padepokan," kata Darawan.

Ketika kelompok kebudayaan tersebut menggelar acaranya dengan menggunakan masjid, acara ini menjadi masalah.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, polisi akhirnya datang ke tempat ritual tersebut.

"Cuman yg jadi masalah mereka melakukan kebudayaan di masjid. Nah ada kelompok lain yang kurang sependapat, makanya mereka meminta supaya kegiatan tersebut dihentikan," ungkap Darmawan.

"Jadi mereka kurang setuju kegiatan kebudayaan dilakukan di masjid. Temen-temen itu pada saat aksi kita sekat, mereka orasi sampe jam 10 dan kita beri penjelasan. Alhamdulillah situasi kondusif. Mereka kemudian pulang dan kegiatan kabuyutan selesai 1 jam, jam 9 malam udah beres," pungkasnya.

Di sisi lain, Ridwan Kamil saat ditemui oleh awak media beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa saat ini kasus ritual keagamaan diduga syiah itu sedang diselidiki oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).