Peneliti Ponpes Al Zaytun Terang-terangan Minta Eks Kepala BIN Juga Diperiksa, Ini Alasanya
- Tangkapan Layar Youtube
Taufik mengatakan hal tersebut, karena hasil penelitian yang dirinya lakukan terkait Ponpes Al Zaytun dan dibuat menjadi buku, namun buku tersebut disebut sebagai buku iblis orang-orang tertentu yang diduga pro terhadap Al Zaytun.
"Kita diancam. Isinya tentang kesesatan Al Zaytun tapi konteksnya Al Zaytun adalah bentuk kemegahan tapi di baliknya (terdapat) tragedi kemanusiaan yang luar biasa,” sambungnya.
Tragedi kemanusian yang dimaksud oleh Taufik Hidayat adalah potret kemiskinan yang dihadapi oleh para pekerjanya dibalik segala kemegahan yang ditunjukkan oleh Ponpes Al Zaytun.
“Orang boleh terpukau Al Zaytun itu bangunannya besar ya mewah, santrinya makannya teratur. Coba lihat ribuan pekerjanya masuk jam 6 pulang jam 6, mereka ngontrak, mereka hidup dalam kemiskinan. Satu kontrakan bisa (dihuni) lima keluarga,” ujar Taufik Hidayat.
Bahkan dengan berani, Taufik Hidayat mengatakan kalau mahasiswa dan para santri Al Zaytun kerap dipaksa untuk menipu dan membohongi orang tuanya.
“Al Zaytun itu cuma cover, di luar itu adalah ada sayap territorial fungsional. Ini korban mahasiswa itu terlalu banyak disuruh bohong dan menipu orang tuanya,” lanjutnya.
“Bagi saya peristiwa NII Al Zaytun ini adalah tragedi kemanusiaan yang menyangkut anak-anak bangsa yang dirusak dicuci otaknya, yang di radikalisme,” tutur Taufik Hidayat.