Inilah Fakta Mengejutkan Tentang Diet Karnivora yang Perlu Anda Tahu

Daging Sapi
Sumber :
  • unsplash.com

CianjurDiet karnivora menjadi salah satu pola makan yang menarik perhatian karena kesederhanaannya: hanya makan daging.

Pola makan ini berangkat dari keyakinan bahwa nenek moyang manusia lebih sering mengonsumsi daging dibandingkan karbohidrat.

Selain itu, karbohidrat dianggap sebagai pemicu utama penyakit kronis seperti obesitas dan diabetes.

Soda Diet dan Fakta Mengejutkan di Balik Klaim Kesehatannya!

Daging Sapi

Photo :
  • unsplash.com


Namun, di balik daya tariknya, diet ini menyimpan risiko besar yang perlu dipertimbangkan.

Diet karnivora mengandalkan makanan hewani, yang otomatis menjadikannya tinggi lemak jenuh dan kolesterol.

Bukti Ilmiah: Kelapa Muda Bantu Tubuh Sembuh dari Penyakit Kronis!


Asupan lemak jenuh yang berlebihan dapat memicu peningkatan kadar kolesterol dalam darah, yang menjadi faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.

Idealnya, konsumsi lemak jenuh tidak melebihi 6 persen dari total kalori harian.

Dalam diet ini, angka tersebut dengan mudah terlampaui, menambah risiko kesehatan yang serius.

Selain itu, pola makan ini mengabaikan asupan serat yang sangat penting bagi kesehatan pencernaan.


Serat berperan dalam menurunkan kolesterol, menjaga gula darah tetap stabil, serta mengurangi risiko sembelit dan kanker usus besar.

Kolesterol dan Diabetes? Kelapa Muda Jawabannya, Kata dr. Zaidul


Tanpa serat, masalah pencernaan jangka panjang bisa muncul, meskipun awalnya mungkin terlihat tidak bermasalah.

Diet karnivora juga berpotensi menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral.

Vitamin A, C, dan B12, yang esensial bagi tubuh, sulit terpenuhi jika hanya mengandalkan makanan hewani.


Diet kaya tanaman terbukti dapat menurunkan risiko penyakit kronis seperti Alzheimer, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

Dengan mengabaikan makanan nabati, tubuh kehilangan perlindungan alami ini.

Konsumsi protein tinggi dalam diet ini juga memberi tekanan besar pada hati dan ginjal.

Tubuh memecah protein menjadi amonia, yang kemudian diolah menjadi urea sebelum dikeluarkan lewat ginjal.

Proses ini membutuhkan kerja ekstra dari organ-organ tersebut. Dalam jangka panjang, risiko kerusakan hati dan ginjal meningkat, terutama bagi individu dengan mutasi genetik yang memengaruhi metabolisme protein.

Risiko lain yang tak kalah serius adalah meningkatnya peluang infeksi saluran kemih.

Konsumsi daging yang tinggi menciptakan lingkungan asam dalam urine, yang ideal bagi pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

Hal ini meningkatkan kemungkinan infeksi, terutama pada perempuan, sekaligus memengaruhi kesehatan prostat pada laki-laki.

Meskipun diet karnivora tampak menarik, penting untuk memahami risiko yang mengiringinya.

Halaman Selanjutnya
img_title