Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Pemecatan Shin Tae-yong dari Timnas Indonesia?
- tvonenews.com
Cianjur – Era Shin Tae-yong di kursi pelatih Timnas Indonesia berakhir secara mengejutkan setelah keputusan PSSI untuk memecatnya.
Meskipun banyak yang menilai pemecatan ini sebagai langkah yang terburu-buru.
Situasi internal yang terjadi di tim Garuda diduga menjadi salah satu faktor utama di balik keputusan tersebut.
Erick Thohir dan Shin Tae-yong
- tvonenews.com
Sejak bergabung pada akhir 2019, Shin Tae-yong telah membawa banyak kemajuan bagi Timnas Indonesia.
Peringkat FIFA yang sempat berada di posisi ke-173, kini berhasil naik ke posisi 127.
Prestasi lainnya, seperti membawa Indonesia melangkah ke babak 16 besar Piala Asia 2023 dan mencatatkan sejarah dengan mengalahkan Arab Saudi.
Kemenangan atas Arab Saudi untuk pertama kalinya dalam 43 tahun, semakin menegaskan perkembangan positif tim di bawah arahannya.
Namun, meskipun berhasil meraih beberapa capaian penting, Shin Tae-yong tetap belum mampu mempersembahkan trofi untuk Indonesia.
Sementara itu, performa timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang menunjukkan harapan besar juga menjadi sorotan.
Tim Garuda hanya terpaut satu poin dari posisi kedua grup, yang berarti peluang untuk lolos ke Piala Dunia masih terbuka lebar.
Pemecatan mendadak ini datang setelah serangkaian hasil yang kurang memuaskan, termasuk kekalahan melawan China di Kualifikasi Piala Dunia.
Menurut Ketua Umum PSSI Erick Thohir, keputusan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh kekalahan tersebut, tetapi juga oleh dinamika internal di tim.
Pengamat sepak bola mencatat adanya perubahan besar dalam susunan pemain.
Termasuk keputusan kontroversial untuk mencadangkan pemain kunci seperti Thom Haye dan mengganti kapten Jay Idzes menjelang pertandingan melawan China.
Erick Thohir mengungkapkan bahwa ketegangan ini sudah terasa sejak beberapa pertandingan sebelumnya.
Meski tidak merinci lebih lanjut, ia menyatakan bahwa keputusan untuk memecat Shin Tae-yong sudah dipertimbangkan sejak Oktober 2024, bahkan sebelum kekalahan dari China.
PSSI, menurutnya, merasa bahwa kekompakan tim menjadi prioritas utama dalam mengambil langkah selanjutnya, meskipun keputusan itu penuh risiko.
Meskipun banyak suporter yang kecewa dengan pemecatan ini, ada pula yang mendukung langkah tersebut, berharap adanya pembaruan dalam strategi tim.
