Korea Utara Tawarkan Senjata Nuklir ke Rusia, AS Geram

Presiden Korea Utara, Kim Jong-un.
Sumber :
  • Pixabay

CianjurKorea Utara dikabarkan telah mengirimkan surat rahasia ke Rusia, menawarkan untuk menjual senjata nuklir dan rudal balistik jarak menengah yang dapat menghancurkan Ukraina.

Samuel Shropshire Kaget ke Isi Al-Quran, Putuskan Mualaf: Yesusku....

Surat tersebut bocor ke media dan memicu kemarahan dari AS, yang menuduh Korea Utara dan Rusia berkomplot untuk mengancam perdamaian dunia.

Menurut laporan Al Jazeera (31/8), Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan pernyataan keras, mengutuk tawaran tersebut sebagai tindakan yang sangat mengkhawatirkan dan membahayakan perdamaian dan stabilitas regional dan global.

Kisah Samuel Shropshire, Pendeta AS Putuskan Masuk Islam Gegara Artikan Al-Qur’an

Presiden Korea Utara, Kim Jong-un.

Photo :
  • Pixabay

"Kami mendesak Korea Utara untuk segera menghentikan upaya untuk menjual senjata pemusnah massal dan teknologi terkait ke Rusia atau negara lain," kata juru bicara departemen Ned Price, Selasa (30/8).

Rusia Serang Pelabuhan Gandum Ukraina Sebelum Pertemuan Penting Putin dan Erdogan

"Kami juga mendesak Rusia untuk menolak tawaran tersebut dan mematuhi kewajiban internasionalnya untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan rudal balistik," tambahnya.

Price mengatakan bahwa AS akan bekerja sama dengan sekutu-sekutunya, termasuk NATO dan Jepang, untuk menanggapi ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara dan Rusia.

"Kami akan terus memberlakukan sanksi yang kuat terhadap Korea Utara dan Rusia atas pelanggaran hak asasi manusia, agresi militer, dan aktivitas nuklir dan rudal yang tidak sah," katanya.

Price juga mengatakan bahwa AS tetap berkomitmen untuk mencapai denuklirisasi lengkap, verifikasikan, dan tidak dapat dibalik dari Semenanjung Korea melalui diplomasi.

Laporan tersebut menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat Ukraina, yang khawatir akan serangan nuklir dari Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta bantuan internasional untuk melindungi kedaulatan dan integritas wilayah negaranya.

Sementara itu, Korea Utara dan Rusia belum memberikan tanggapan resmi atas laporan tersebut.

Namun, sumber anonim dari kedua negara mengatakan bahwa tawaran tersebut hanyalah bagian dari strategi diplomasi untuk mendapatkan konsesi dari AS dan sekutunya.