Anies Baswedan Gagal Maju di Pilgub Jabar, Geisz Beberkan Alasan Politiknya

Anies Baswedan
Sumber :
  • Tangkapan Layar

CianjurGeisz Chalifah, pendukung setia yang juga dekat dengan Anies, juga memberikan penjelasan soal niat gagal Anies yang gagal maju menjadi pilgub Jabar.

Bad News! Harapan PSSI Pupus, Striker Naturalisasi Pilih Jalan Lain

Selain itu, banyak rumor mengatakan bahwa Anies Baswedan akan diusung oleh PDI Perjungan bersama Ono Surono dalam Pilgub Jawa Barat 2024, tampaknya dia tidak akan maju. Anies telah memutuskan untuk tidak maju di Jabar, menurut Sahrin Hamid, juru bicaranya.

Melalui postingan di akun Facebook pribadinya, dia menjelaskan mengapa mantan gubernur DKI Jakarta itu menolak untuk berkompetisi untuk kursi Jabar 1. Geisz meminta VIVA untuk mengutip tulisan tersebut. 

Anies Baswedan Gagal Maju Pilgub Jabar, Ini Penjelasan Detail Geisz Chalifah

Anies Baswedan

Photo :
  • Tangkapan Layar

Geisz bilang Anies kembali maju untuk Pilgub Jakarta karena ada aspirasi warga yang meminta dia maju. "Juga Dewan Pimpinan Wilayah Partai mempunya aspirasi yang sama. Yaitu PKB, Nasdem, PKS. Kemudian ketiga partai itu melakukan deklarasi mendukung Anies," tulis Geisz dikutip pada Jumat, 30 Agustus 2024.

Gagal Maju di Pilgub Jabar, Geisz Beberkan Alasan Anies Baswedan

Selain itu, dia menyoroti adanya "operasi jahat" terhadap tiga partai yang berusaha mendukung Anies di Jakarta. Kemudian, karena dinamikanya, tiga partai itu memutuskan untuk tidak mengusung Anies lagi. 

Geisz juga membahas aspirasi DPD PDIP Jakarta untuk mendukung Anies. Anies dan kader PDIP Rano Karno diharapkan maju sebagai cagub Jakarta. 

Dimulai pada Sabtu 24 Agustus 2024, DPD PDIP mengundang Anies ke markasnya. Pada Minggu malam, 25 Agustus 2024, elit PDIP datang ke markas Anies di Jakarta Selatan untuk menandatangani berkas.  

Selanjutnya, pada Senin 26 Agustus, Anies diminta untuk bertemu dengan Rano Karno di markas DPP PDIP karena ada rencana deklarasi. Menurut Geisz, Anies diminta untuk hadir di gedung belakang DPP PDIP untuk bertemu dengan Rano Karno dan anggota PDIP lainnya. 

"Kemudian mendadak terjadi 'perubahan situasi' yang kemudian dikatakan untuk ditunda. Lalu sore hari terjadi perubahan nama. Yang kemudian dicalonkan adalah Pramono Anung dan Rano Karno," jelas Geisz. Geisz menjelaskan Jabar berbeda dengan Jakarta. Dia mengatakan, untuk Jakarta, Anies bersedia maju karena ada aspirasi warga maupun dari DPW dan DPD partai. 

"Akan tetapi untuk Jawa Barat, tak ada permintaan atau aspirasi dari warga maupun Dewan Pimpinan Daerah Partai tersebut di Jawa Barat," tutur Geisz. Dia menekankan Anies merasa secara moral tak pantas menerima amanat itu karena tak ada aspirasi dai warga Jabar.

"Bagi Anies yang seperti itu secara moral dia tak pantas menerima amanat itu, karena bukan kehendak warga Jawa Barat," ujar Geisz.