Berkaca Pada Polemik Ponpes Al Zaytun, UAS Ingatkan Selektif Pilih Pesantren

Ustadz Abdul Somad
Sumber :
  • viva.co.id

Cianjur –Setelah Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun Panji Gumilang mendapat beragam kritik usai mengenalkan gaya salam baru.

Arya Khan Khan Mahar Rp100 Ribu, Pinkan Mambo: Tambahin Dikit Lah

Salam itu dikenal dengan sebutan ‘salam Yahudi’ yang kini banyak ditentang lantaran diperkenalkan kepada santri.

"Saya mengajak saudara-saudara untuk mengucapkan salam yang tidak Assalamualaikum saja, sambil kita bernyanyi, saya kira yang hadir walaupun tidak pandai, tapi bisa bernyanyi. Kita ucapkan kepada sahabat kita "havenu shalom aleichem", dalam bentuk bernyanyi. Silakan berdiri, karena ini satu syuro," ujar Panji Gumilang dalam video yang beredar.

Terbongkar, Ini Alasan Pinkan Mambo Rela Mualaf Demi Dinikahi Penjual Singkong

Setelah seluruh santri dan tamu undangan berdiri, pimpinan Ponpes Al-Zaytun itu mulai mencontohkan salam tersebut, agar dinyanyikan bersama.

“Havenu shalom aleichem,” kata dia sambil meminta tamu undangan mengikutinya.

Usai Dinikahi Arya Khan, Pinkan Mambo Pindah Agama Lagi

Sontak saja hal tersebut pun langsung mendapat banyak respons negatif dari berbagai kalangan, khususnya dari tokoh-tokoh Islam, misalnya saja dari ulama kenamaan Tanah Air, Ustaz Abdul Somad (UAS).

Dalam ceramahnya, Ustaz Abdul Somad mengatakan bahwa yang demikian adalah hal bodoh.

“Itu salam Yahudi bodoh!” ungkap UAS dilansir @sahabatuaschannel

Pada kesempatan itu, UAS menyebut Panji Gumilang telah menyalahi syariat Islam. Dia bahkan juga memerintahkan pihak Kepolisian untuk segera menangkap pimpinan Ponpes berusia 76 tahun itu.

“Kita ini ahlussunnah wal jamaah, sudah lebih setengah abad, bahkan hampir satu abad kenapa masih saja ada orang yang tak tahu kemana memasukkan anaknya,” sambungnya.

Kemudian, UAS mengimbau kepada masyarakat Muslim untuk lebi selektif dalam memilih lembaga pendidikan untuk anak.

Menurutnya, tidak semua pondok pesantren yang memiliki bangunan megah, benar dalam menerapkan ajaran Islam kepada santri-santrinya.

"Jangan memasukkan anak karena bangunan yang megah, rupanya aliran sesat. Bisa pula, tuan syekhnya, di depan santri di dalam masjid, anak-anak diajarkan lagu-lagu Yahudi,” tutupnya.