Pesan Prof Quraish Shihab Soal Maulid Nabi: Jangan Kotori dengan Politik Praktis

Prof Quraish Shihab
Sumber :
  • viva.co.id

Cianjur – Tokoh intelektual muslim Indonesia Profesor Quraish Shihab mengutarakan pandangannya mengenai Maulid Nabi. Menurutnya, Maulid Nabi adalah saat untuk mengingat dan merenungkan ajaran Nabi Muhammad SAW dan bukan untuk tujuan politik.

Ono Surono Soroti Tantangan Koalisi Pilpres di Tingkat Provinsi dan Kabupaten

Penulis Tafsir Al-Misbah khawatir akan adanya risiko perpecahan dalam perayaan Maulid Nabi. Perpecahan ini mungkin terjadi karena perbedaan pandangan politik yang muncul dalam gambaran kelahiran Nabi.

Prof Quraish Shihab

Photo :
  • viva.co.id
Cari HP yang Kameranya Bagus? Inilah Xiaomi 14 ultra HP Memiliki Hasil Foto Sempurna

Misalnya, jika ada penceramah yang membela atau mendukung salah satu kelompok politik tertentu. Hal ini dapat menimbulkan gesekan di kalangan umat Islam yang memiliki pandangan politik berbeda. 

Untuk itu beliau menyarankan agar persoalan politik praktis tidak dibahas dalam perayaan Maulid Nabi. 

Fahmy Iss Wahyudy Sebut Poros PDI Perjuangan-PKB Dapat Terbentuk di Pilgub Jabar 2024

“Biarlah persoalan-persoalan politik, persoalan perbedaan-perbedaan itu, jangan diuraikan di forum maulid Nabi.  

Jangan jelaskan itu ke masjid. “Karena setidaknya bisa menimbulkan perpecahan, salah paham,” ujarnya, dikutip dari situs Nahdlatul Ulama, Selasa 26 September 2023.

Pria berusia 79 tahun ini mengatakan, kegiatan Maulid Nabi adalah kegiatan suci, sementara politik praktis cenderung kotor dan berorientasi pada kekuasaan.

Menurutnya Nabi memiliki akhlak yang baik dan bisa dijadikan pelajaran bagi umat Islam.

Selain itu, ada banyak hal yang dapat dibahas untuk mengenalkan Rasulullah SAW. Misalnya, tentang sikap lemah lembut Rasulullah, perjuangan dalam menyebarkan Islam, kehidupan rumah tangganya atau pesan-pesan Rasulullah untuk umatnya.

Pesan Quraish Shihab itu mengandung nilai-nilai moril untuk menjadikan Maulid Nabi tetap suci dan terhindar dari kepentingan politik praktis. Dia menekankan, persoalan agama jauh lebih penting dari persoalan politik.