Heboh! Dugaan Aliran Sesat di Gegerkalong Bandung, Ridwan Kamil: Tenang Dulu, Itu..

Ridwan Kamil
Sumber :

Cianjur – Sebuah video yang diduga merekam ritual aliran sesat di Gegel Kalong, Bandung, Jawa Barat, membuat heboh di media sosial.

Pengakuan Eks Anggota NII Soal Al-Zaytun, Sebut Halalkan Mencuri Usai Dibaiat

Sebuah jendela dengan nuansa lampu berwarna merah terlihat dalam video yang diunggah oleh sebuah akun media sosial. Beberapa orang melakukan sesuatu di dalamnya.

Karena mereka baru melihat video tersebut, beberapa warganet merasa ritual itu aneh. Kompol Darmawan, Kapolsek Sukasari, kemudian memberikan penjelasan.

Enjang Didin Ajak Semua Anggota NII Keluar dan Tinggalkan Panji Gumilang: Ini Ajaran Sesat

Dia menyatakan bahwa kelompok kebudayaan di daerah Geger Kalong, Jawa Barat, melakukan ritual keagamaan tersebut.

Warga protes dugaan aliran sesat di Gegerkalong Bandung

Photo :
  • Tangkapan Layar
Ajaran NII Rusak Akidah Islam, Enjang Anak Buah Panji Gumilang Serukan Janji Setia NKRI

"Itu kegiatan terkait Malam Asyura yang dilakukan kabuyutan. Nah sebenarnya, acara kegiatan kabuyutan itu tidak ada masalah, mereka dilakukan di padepokan," kata Darawan.

Ketika kelompok kebudayaan tersebut menggelar acaranya dengan menggunakan masjid, acara ini menjadi masalah.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, polisi akhirnya datang ke tempat ritual tersebut.

"Cuman yg jadi masalah mereka melakukan kebudayaan di masjid. Nah ada kelompok lain yang kurang sependapat, makanya mereka meminta supaya kegiatan tersebut dihentikan," ungkap Darmawan.

"Jadi mereka kurang setuju kegiatan kebudayaan dilakukan di masjid. Temen-temen itu pada saat aksi kita sekat, mereka orasi sampe jam 10 dan kita beri penjelasan. Alhamdulillah situasi kondusif. Mereka kemudian pulang dan kegiatan kabuyutan selesai 1 jam, jam 9 malam udah beres," pungkasnya.

Di sisi lain, Ridwan Kamil saat ditemui oleh awak media beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa saat ini kasus ritual keagamaan diduga syiah itu sedang diselidiki oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).