Geger! Alumni Al Zaytun Murtad ke Agama Yahudi, Husein Gaza Bongkar Faktanya
Cianjur –Berita di Pesantren Al Zaytun semakin panas karena pemimpinnya, Panji Gumilang, tidak mau menghentikan tindakannya yang dianggap menyesatkan.
Salah satu contohnya adalah mantan santri Al Zaytun yang murtad dan masuk ke dalam agama Yahudi, yang menunjukkan bahwa kepercayaan Panji Gumilang sangat mempengaruhi Aqidah santrinya.
Berita utama ini muncul setelah alumni Pesantren Al Zaytun memberi tahu Husein Gaza, seorang YouTuber Indonesia yang tinggal di Palestina, bahwa dia pernah memiliki teman yang murtad saat menjadi siswa.
Pada Rabu, 28 Juni 2023, Cianjur mengutip video YouTube Muhammad Husein Gaza, dan inilah ungkapan Muhammad Husein Gaza yang menceritakan kembali kisah yang dia terima dari followernya.
“Dia ngetik Panjang lebar di Instagram saya masya Allah, dan informasi ini saya rasa wajib disampaikan ke dunia luar agar menjadi pembelajaran di kemudian hari,” ungkap Husein Gaza yang dilansir dari YouTube Muhammad Husein Gaza.
“Assalamualaikum akhi ini saya dengan fulan dari jogja. Saya ini alumni Al Zaytun Angkatan 3, saya sekolah disana dari tahun 2001 sampai 2007,” katanya sambil membaca DM Followersnya tersebut.
"Saya sekolah disana karena ayah saya sibuk kerja dan papah saya di iming imingi oleh iklan tentang sekolah di al Zaytun yang nanti kalau lulus itu akan hafal Al Qur’an dan dapat beasiswa sekolah di luar negri. Akhirnya saya dipaksa sekolah disana dengan harus menghafalkan juz 30."
“Saat itu saya ujian dan berharap tidak lulus. Tapi kok lulus semua Angkatan saya yang kurang lebih ada 2.500 santri,” ungkap Muhammad Husein Gaza yang menyimpulkan bahwa ujian tersebut hanya formalitas saja.
"Saat kelas 2 SMP saya sudah merasakan keanehan dan saya bingung. Karena selama sekolah di sana normal normal saja, cuma kejanggalannya itu apa apa uang. Misalnya melanggar aturan pesantren supaya tidak diberikan sanksi maka harus membayar dengan uang, kalau tidak maka diberikan sanksi menghafal kosa kata Bahasa Arab."
"Kemudian puasa Ramadhan. Dulu ada satu oknum di asrama yang bilang ‘kamu cape haus ? Bisa tidak puasa cuma harus bayar Rp 20 ribu – Rp 25 ribu gitu, terus saya bayar. Pas liburan di rumah ketahuan orang tua gara gara kebiasaan mau bayar kalau tidak puasa,” katanya.
“Singkat cerita setelah lulus saya kuliah di jogja. Saat itu banyak kasus kasus dan hal hal aneh. Guru guru saya yang ada di sana pada keluar, teman teman saya yang kuliah di Al Zaytun juga sedikit sedikit pada keluar juga. Jadi saya di sana temenan sama anaknya Syekh Panji Gumilang kakak kelas saya dulu,” lanjutnya.
“Dan saya juga berteman dengan anak anak eksponen (sebutan bagi orang luar pesantren dan memiliki rahasia khusus yang tidak diketahui orang dalam pesantren), teman saya yang eksponen lebih pintar dari saya karena lebih bagus Bahasa arabnya dan hafalan qur'annya lebih banyak,” tambahnya.
"Tiba tiba beberapa tahun yang lalu, saya kaget, kok jadi begini ya. Teman saya itu DM ngajak ngajak untuk dukung Israel. Disitu saya marah, karena kalau lihat gempuran Israel ke Palestina saya menangis dan tidak bisa berbuat apa apa, dan berdoa, serta membantu sedikit sedikit,” katanya.
Singkatnya, ia memblokir akun sosial media temannya karena gemar menafsirkan Al Qur'an secara kasar dan menyimpang dari keyakinannya.
Dia kemudian menceritakan bahwa temannya berpindah agama ke Yahudi, menikah dengan orang Yahudi, dan tinggal di Tel Aviv, Israel.