Empat Kesalahan Umum dalam Manajemen Keuangan UMKM yang Kerap Terabaikan
- Channel Youtube "Ngomongin Uang"
Cianjur – Sobat UMKM! Usaha kecil dan menengah di Indonesia dikenal sebagai pahlawan ekonomi karena perannya yang besar dalam mendukung PDB nasional.
Menurut data Kementerian Koperasi dan UMKM, sektor ini menyumbang hingga 61% PDB Indonesia pada tahun 2020, sekaligus menjadi penyelamat saat krisis ekonomi melanda, seperti pada tahun 1998 dan 2008.
Dikutip dari channel youtube "Ngomongin Uang", Kamis (7/11), UMKM mampu mempertahankan ekonomi kita dengan menyerap tenaga kerja besar-besaran hingga mencapai 97% angkatan kerja.
Namun, di balik kesuksesan ini, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM.
Salah satu tantangan terbesar yang sering luput diperhatikan oleh pelaku UMKM adalah manajemen keuangan yang rapi.
Banyak pemilik usaha mengaku kesulitan dalam mengelola uang masuk dan keluar bisnisnya, sehingga usaha mereka menjadi rentan terhadap kegagalan.
Data menunjukkan, sebanyak 82% UMKM di Amerika mengalami kegagalan karena kesalahan manajemen keuangan, dan hal ini bisa menjadi pelajaran penting bagi kita.
Mari kita lihat empat kesalahan umum dalam manajemen keuangan yang sering menjadi "jebakan" bagi UMKM. Kesalahan pertama adalah pencatatan arus kas.
Mungkin banyak dari kita yang merasa pencatatan pemasukan dan pengeluaran bisnis itu merepotkan, sehingga mencatatnya asal-asalan atau bahkan hanya mengandalkan ingatan.
Padahal, tanpa catatan yang rapi, kita tidak bisa tahu dengan pasti kondisi keuangan bisnis, apakah sedang untung atau rugi.
Kesalahan kedua adalah mencampur keuangan pribadi dengan keuangan bisnis.
Tak jarang pelaku usaha membayar kebutuhan sehari-hari, seperti biaya makan atau sekolah anak, dari kas usaha.
Hal ini mungkin terlihat sepele, namun bisa menimbulkan masalah besar. Ketika keuangan pribadi dan bisnis tercampur, sulit untuk menentukan kondisi sebenarnya dari bisnis tersebut.
Kesalahan ketiga adalah jarang mengecek data keuangan.
Meskipun bisnis kita skala kecil, pengecekan data keuangan penting untuk memantau penjualan bulanan dan merencanakan kebutuhan inventaris.
Dengan melihat data ini, kita bisa lebih mudah membuat keputusan yang bijak, misalnya memastikan anggaran cukup untuk restok barang atau membayar tagihan.
Kesalahan keempat yang cukup umum adalah penggunaan metode pencatatan manual.
Banyak pelaku UMKM yang merasa mencatat keuangan di buku itu lebih mudah, padahal proses ini cukup memakan waktu dan rentan terjadi kesalahan.
Di era teknologi ini, ada banyak aplikasi pencatatan keuangan yang praktis dan mudah digunakan. Sayangnya, banyak pelaku UMKM yang belum sadar akan manfaat aplikasi ini.
Menggunakan teknologi pencatatan keuangan bisa menjadi langkah maju bagi UMKM.
Selain lebih praktis, aplikasi pencatatan keuangan juga bisa menyimpan data dengan aman dan memudahkan kita melihat riwayat keuangan.
Dengan demikian, kita bisa lebih fokus mengembangkan usaha tanpa khawatir kebingungan menghitung pemasukan dan pengeluaran.
Bagi UMKM, memahami manajemen keuangan bukan hanya soal disiplin mencatat transaksi, tapi juga cara melihat kondisi bisnis dengan lebih jelas.
Ini bisa menjadi langkah awal menuju kesuksesan dan kelangsungan bisnis yang lebih stabil di masa depan. Tanpa pencatatan yang rapi, kita tak akan bisa mengambil keputusan bisnis dengan akurat.
Tantangan keuangan memang kerap menjadi ujian bagi pelaku usaha kecil.
Namun, dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini, kita bisa menjaga agar usaha tetap berjalan dengan sehat. Mari kita lebih bijak mengelola keuangan dan memanfaatkan teknologi demi kelangsungan usaha.
Jadi, Sobat UMKM, mari kita mulai perbaiki manajemen keuangan kita agar usaha yang kita bangun dengan penuh kerja keras bisa tumbuh dan berkembang.