Maya Stolastika Boleng, Petani Milenial yang Berhasil Menginspirasi Jutaan Orang

Maya Stolastika Boleng, Peraih Satu Indonesia Awards 2019
Sumber :
  • Satu Indonesia

Cianjur – Wanita bernama Maya Stolastika Boleng memutuskan untuk menjadi petani meskipun bukan keturunan keluarga petani dan tidak memiliki background pendidikan pertanian di bangku formal.

Pinkan Mambo Nikah dengan Arya Khan, Michelle Ashley Tak Beri Restu

Maya sapaan akrabnya lahir di Larantuka, Flores Timur. Tapi dia menimba ilmu di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) jurusan sastra Inggris.

Meskipun tidak linier dengan dunia pendidikannya, Maya berhasil mengembangkan potensi pertanian menjadi lebih baik. Apalagi Indonesia sebagai negara agraris, kini memang sudah krisis petani.

Putuskan Rujuk, Momen Natal Lady Nayoan dan Rendy Kjaernett: Ada Tuhan di Keluarga Kami

Namun seorang pemuda berasal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini memiliki niat suci untuk berkontribusi langsung di dunia pertanian. Dia memiliki mindset tidak seperti pemuda pada umumnya.

Mindset itu terbangun saat Maya bertemu dengan seorang Guru Yoga di Bali. Sehingga pada tahun 2008, Maya memutuskan untuk menyewa lahan seluas 5000 meter di Desa Claket, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur.

Hadi Aprilliawan Bantu Peternak Sapi, Kembangkan Susu Berbasis Listrik

Maya Stolastika Boleng, Peraih Satu Indonesia Awards 2019

Photo :
  • Dokumentasi Pribadi

Bersama empat temannya, Maya mulai bertani di lahan tersebut. Namun, rintangan kerap kali menghadang. Terutama saat panen, Maya kebingungan untuk menjual hasil panennya sekitar 1,5 ton sawi. Akhirnya ia menemuka jalan keluar dengan menjual ke pasar induk Surabaya. 

Setelah menjual hasi panen pertamanya, Maya mengalami kerugian yang cukup besar sehingga tiga temannya memilih menyerah dan mengundurkan diri. 

Bukan cuma mengalami kerugian dan ditinggalkan teman, Maya juga harus menghadapi stigma negatif dari lingkungan terlebih keluarganya. Pasalnya, keluarga Maya tidak merestui dirinya menjadi seorang petani.

Bahkan Maya sempat beralih pekerjaan beberapa waktu demi menyenangkan keluarga, namun hati nuraninya tak bisa ditolak, dia tetap bertekad ingin menjadi pemuda yang inspiratif dalam dunia pertanian.

Maya pun bertemu dengan Wita, teman yang pernah merintis pertanian organik bersamanya. Keduanya kembali bertekad menaklukan pertanian organik.

Mereka mendirikan Twelve's Organic dan menemukan jalan cerah karena mulai memasok sayur, buah dan bumbu dapur ke supermarket dan ke hotel-hotel.

Maya dan temannya itu memanfaatkan media sosial untuk memasarkan hasil panennya yang bernaung di Twelve's Organic. Dia pun mengubah lahan pertaniannya dengan konsep fresh garden market dimana konsumen bisa langsung datang dan melihat hasil pertaniannya, membeli, kemudian memanennya sendiri. 

Tahun 2016, Maya mendirikan sebuah kelompok tani bersama dengan lima orang ibu di Desa Claket, Pacet, Mojokerto. Kelompok tani tersebut diberi nama Kelompok Tani Madani. Mereka rutin menyuplai sayur organik di Twelve Organic hingga saat ini.

Satu tahun setelahnya, Maya kemudian mendirikan lagi dua kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Swadaya dan Kelompok Tani Mia Tani. Saat ini, sudah ada 20 orang ibu yang rutin menyuplai sayur organik kepada Maya. Mereka umumnya menanam sayur-sayur itu di pekarangan rumah masing-masing.

Tak hanya itu, Maya sekarang sudah memiliki tujuh titik lahan di Mojokerto, Jawa Timur dan memiliki ratusan konsumen tetap yang berasal dari rumah tangga, belasan reseller dan beberapa outlet organik. 

Berkat kerja keras dan kegigihannya, Maya layak menyandang sebagai sosok petani milenial yang berhasil menginspirasi jutaan orang. Dia pun akhirnya terpilih sebagai penerima apresiasi SATU Indonesia Award 2019 yang diselenggarakan PT Astra International dalam bidang lingkungan.