Anak Jenderal Ahmad Yani Saksikan Langsung Sang Ayah Saat Dianiaya PKI
- VIVA.co.id
Untung menuturkan, keluarganya selalu merasakan kesedihan setelah bulan September.
"Setiap September kita tidak merasa senang, selalu dalam keadaan yang sedih, karena kita mengingat terus," tuturnya sembari menahan tangis.
Bahkan Untung mengaku sempat diancam akan ditembak oleh Cakrabirawa. Saat itu, dia bersama saudara-saudaranya masih sangat kecil.
"Kami kejar ayah kami keluar sampai pintu belakang, itu satu orang dari Cakrabirawa sudah siap di depan kami, kami buka pintu dibilang 'siapa yang keluar kami tembak', itu masih kecil-kecil kami," jelas Untung.
Seperti diketahui, Jenderal Ahmad Yani adalah salah satu pahlawan revolusi dan menjadi salah satu korban dari tujuh perwira tinggi militer TNI AD yang terbunuh di tangan anggota G30S/PKI pada tahun 1965.
Tujuh pahlawan revolusi lainnya, yakni Jenderal Ahmad Yani, Mayjen R. Soeprapto, Mayjen M.T. Haryono, Mayjen S. Parman. Brigjen Sutoyo, Brigjen D.I Panjaitan dan Lettu Pierre A. Tendean.
Setelah terbunuh, ketujuhnya dibawa ke daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur dan jasadnya dibuang ke sebuah lubang sumur kecil yang berdiameter 75 centimeter dengan kedalaman sekitar 15 meter. Pada sumur itu pula, pahlawan revolusi dibuang ke dalam sumur dan berada dalam kondisi saling bertumpuk.