Google Hapus Aplikasi Al Quran Ustaz Adi Hidayat Usai Donasi Rp14 Miliar ke Palestina

Cianjur – Google dikabarkan telah menghapus aplikasi Al Quran milik Ustaz Adi Hidayat dari PlayStore tanpa pemberitahuan yang jelas. Aplikasi tersebut merupakan salah satu sarana dakwah dan belajar Al Quran yang dibuat oleh pendakwah terkenal di Indonesia.

Pemblokiran aplikasi ini terjadi setelah Ustaz Adi Hidayat menyalurkan donasi sebesar Rp14 miliar ke Palestina melalui lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) pada 23 Juli 2023. Donasi tersebut merupakan hasil dari penggalangan dana yang dilakukan oleh Ustaz Adi Hidayat bersama para pengikutnya melalui aplikasi Al Quran tersebut.

Menurut akun Twitter @m1n4_95, yang pertama kali mengunggah kabar ini, tidak hanya aplikasi Al Quran, beberapa akun media sosial milik Ustaz Adi Hidayat juga diblokir oleh Google. Hal ini diduga berkaitan dengan sikap kritis dan vokal Ustaz Adi Hidayat terhadap isu-isu global, khususnya konflik Israel-Palestina.



Ustaz Adi Hidayat.

Photo :

• -

Ustaz Adi Hidayat sendiri memberikan respons yang mengejutkan dan menohok atas kejadian tersebut. Ia mengatakan bahwa ia tidak akan pernah berhenti menyampaikan kebenaran dalam nilai-nilai kemuliaan yang bisa merajut keharmonisan dan sebagai bekal kembali kepada Allah dalam kemuliaan.

“Bagi kami ini resiko dari sebuah perjuangan, tapi kami ingin katakan, walaupun matahari diletakkan di tangan kanan seorang Adi Hidayat atau rembulan di letakan di tangan kiri Adi Hidayat atau keduanya diletakan, tidak akan pernah bisa menghentikan Adi Hidayat untuk menyampaikan kebenaran,” ujar Ustaz Adi Hidayat, dilansir dari TvOne News, Rabu (25/07/2023).

Ia juga menambahkan bahwa ia tidak mempermasalahkan jika akun-akunnya hilang, karena ia tulus karena Allah dan tidak pernah mengharapkan yang lain. Ia juga mengajak para pengikutnya untuk tetap bersabar dan berdoa agar Allah memberikan kemudahan dan perlindungan.

Sementara itu, Google belum memberikan penjelasan resmi terkait pemblokiran aplikasi Al Quran milik Ustaz Adi Hidayat. Namun, menurut TvOne News, hal ini diduga berkaitan dengan aturan baru Google terkait hak cipta konten digital yang disebut sebagai "Publisher Rights.”

Aturan ini memungkinkan Google untuk memblokir atau menghapus konten yang dianggap melanggar hak cipta atau tidak sesuai dengan standar kualitas Google. Selain itu, Google juga dapat menentukan besaran royalti yang harus dibayarkan oleh para pembuat konten kepada pemilik hak cipta.

Beberapa pihak mengkritik aturan ini sebagai bentuk monopoli dan sensor oleh Google terhadap konten-konten yang tidak sejalan dengan kepentingan mereka. Bahkan, beberapa negara seperti Australia dan Prancis telah mengambil langkah hukum untuk melawan aturan ini.(hen)