Heboh Dugaan Aliran Sesat di Gegerkalong Bandung, Warga Tak Terima Budaya Sunda Dirusak

Warga protes dugaan aliran sesat di Gegerkalong Bandung
Sumber :
  • Tangkapan Layar

Cianjur – Sebuah video viral yang memperlihatkan aktivitas dugaan aliran sesat di wilayah Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung bikin heboh publik.

Dalam video tersebut, tampak sejumlah kelompok yang diduga aliran sesat sedang berjoget layaknya di kelab malam diiringi musik. Adapun, suasana dalam bangunan tersebut sangat gelap hanya diterangi lampu berwarna merah.

Usut punya usut, ternyata dualgaan praktik aliran sesatbitu dilaksanakan di ruangan sebuah bangunan dan disebut sudah ada sejak lama.

"Beredar di grup WhatsApp adanya aliran sesat di daerah Gegerkalong, Kota Bandung," tulis akun Twitter @txtdaribandung, dikutip pada Rabu (2/8/2023).

Mengutip dari tvOnenews, diduga orang-orang yang berada dalam bangunan tersebut merupakan jemaah Kabuyutan Gegerkalong Girang. Mereka disebut sedang merayakan hari Asyura.

Dugaan aliran sesat di Gegerkalong Bandung

Photo :
  • Tangkapan Layar

Selain itu, warga sekitar tampak tidak terima sekelompok jemaah Kabuyutan Gegerkalong Girang melaksanakan perayaan tersebut di sana, terlebih setelah melihat video mereka tengah berjoget seperti di kelab malam.

Aksi protes warga sempat diabadikan melalui video amatir yang dibagikan akun Instagram @infojawabarat pada Sabtu 29 Juli kemarin.

Dalam video tersebut, tampak seorang perwakilan warga menyampaikan bahwa mereka tidak terima kebudayaan Sunda dirusak oleh jemaah Kabuyutan Gegerkalong Girang yang  diduga melakukan kesyirikan atau menyimpang dari syariat Islam.

“Aing tak rido budaya Sunda dirusak dengan kesyirikan, betul?” kata sang orator.

“Betul!” sahut warga.

Mereka mengklaim bahwa kehadirannya adalah bentuk kepedulian terhadap lingkungan agar ajaran-ajaran menyimpang tidak menyebar luas di tengah masyarakat sekitar.

“Alhamdulillah berkat kehadiran kita, mereka semua mundur, coba kalau kita tidak datang, sampai jam 1 (dinihari) kayak kemarin mereka melaksanakan ritualnya,” tegas orator.