Maharani, Pria Asal NTB yang Bahagiakan Petani dengan Budidaya Pohon Gaharu
- Satu Indonesia
Cianjur – Maharani, pria berusia 34 tahun asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia mulai menggantungkan harapannya pada pohon gaharu sejak tahun 2009.
Diketahui, NTB merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang begitu kering dan tandus. Sehingga Maharani merasa prihatin dan membuatnya bekerja keras untuk mengajak masyarakat beramai-ramai menanam pohon gaharu (Gyrinops Versteegii) di pekarangan rumah.
Pohon Gaharu adalah pohon yang selama ini tumbuh liar di hutan-hutan yang tersebar di sejumlah daerah di Provinsi NTB. Selain bermanfaat sebagai bahan obat-obatan, pohon gaharu juga digunakan sebagai bahan pembuatan parfum atau wewangian.
Maharani mengaku tidak mudah baginya untuk merubah pola pikir para petani yang sebelumnya hanya fokus menanam buah agar turut menyertakan pohon gaharu dalam aktivitas cocok tanamnya.
“Mengubah mindset masyarakat, menjadi tantangannya,” kata Maharani saat Bincang Inspiratif beberapa waktu lalu.
Namun melalui budidaya pohon ini, Maharani mampu menyulap lahan kering menjadi hijau menyejukkan. Para petani pun pun bisa tersenyum bahagia dengan pendapatan yang diperoleh dari penanaman kayu gaharu tersebut.
Pria bergelar doktor itu menjelaskan, pohon gaharu memiliki nilai ekonomis yang luar biasa. Pohon yang bisa dijadikan bahan baku perfum itu juga bisa dijual dengan harga Rp5 hingga Rp10 juta perkilo.
Sedangkan pada umumnya para petani kurang melihat potensi dari pohon gaharu serta minim inovasi untuk menghidupkan lahan kritis.
Maharani mengaku telah mengumpulkan 50 pemilik pohon gaharu dan membentuk Forum Petani Pencinta Gaharu di NTB sejak 2009. Kelompok ini menjadi wadah pertukaran dan penyebaran informasi tentang tanaman gaharu. Saat ini, anggotanya berjumlah 200 orang.
Dikatakan Maharani, dengan menanam pohon gaharu juga bisa menjadi ekowisata yang dapat memberdayakan perekonomian masyarakat sekitar.
Dengan penjelasan Maharani itu, para petani menjadi semangat untuk menanam pohon gaharu di lahan-lahan kritis yang tandus.
Hingga akhirnya, tanah yang kering kerontang di Nusa Tenggara Barat (NTB) itu berubah hijau. Perekonomian masyarakat menjadi berdaya dan lebih mandiri.
Bersama para petani, Maharani telah menggarap lahan ratusan hektar yang sebelumnya kering dan tandus. Lahan-lahan tersebut menjadi hijau setelah ditanami pohon gaharu.