Mariana Yunita Hendriyani Opat, Inisiator Edukasi Seks Melalui Tenggara Youth Community

Mariana Yunita Hendriyani Opat
Sumber :
  • Istimewa

Cianjur – Kejadian Pelecehan Seksual sudah menjadi fenomena umum di Indonesia, terbukti dari banyaknya kasus pelecehan serta tindak kekerasan seksual yang dilaporkan. Kurangnya pengetahuan dan pembelajaran juga menjadi alasan mengapa seseorang kadang-kadang memilih untuk tidak berbicara atau menyembunyikan diri ketika mereka mengalami pelecehan seksual.

Samsung Galaxy Tab A9+ Student Package Edition: Prosesor Octa-Core dan Fitur Multitasking untuk Anak

Ditambahkan edukasi seks yang masih dianggap sensitif bahkan dianggap tidak penting untuk didiskusikan. Pada kenyataannya, peningkatan kesadaran seksual sejak dini sangat penting untuk memastikan pemahaman yang benar tentang tubuh, fungsionalitas organ reproduksi, dan isu-isu yang berkaitan dengan hubungan seksual.

Mariana Yunita Hendriyani Opat

Photo :
  • Istimewa
Mengenal Mariana Yunita, Pelopor Pendidikan Seksual untuk Generasi Muda NTT

Keadaan yang dianggap tabu ini menjadi salah satu faktor yang mendorong Mariana Yunita Hendriyani Opat atau Tata Yunita, seorang wanita kuat dari Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk menghadapi dan mengeliminasi rintangan-rintangan yang berkaitan dengan isu-isu Hak-hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) Anak dan Remaja yang dianggap tabu.

Mariana sebagai pencetus Tenggara Youth Community yang menginisiasi Bacarita Kespro menemukan bahwa dari 500 orang remaja di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagian besar tidak memiliki akses terhadap sumber informasi mengenai pendidikan seksual dan komunitas yang dapat membantu mereka dalam berdialog tentang isu pendidikan seksual.

Galaxy Tab A9 Kids Edition: Gadget Edukasi Terbaik untuk Anak, Kini Harga Turun Drastis

Jumlah ini cocok dengan berbagai permasalahan lain seperti insiden pelecehan seksual yang masih sering terjadi atau kehamilan di luar pernikahan di kalangan remaja NTT.

Dia menjelaskan bahwa banyak anak memutuskan untuk keluar dari sekolah ketika mereka mengalami kehamilan di luar pernikahan, dan orang tua mereka tidak melawan karena kurangnya pengetahuan mereka tentang hak-hak dan kebutuhan remaja.

Halaman Selanjutnya
img_title