Rusmawati dan Perjuangan Membangun Kemandirian Anak di Sanggar Belajar

rusmawati
Sumber :
  • istimewa

Di tengah keadaan sulit ini, sebagian orang mengikuti semboyan "Kerja tak kerja, asal hidup enak", yang menunjukkan keadaan pasrah tanpa keinginan untuk memperbaiki kualitas hidup mereka. 

Fahmy Iss Wahyudy Sebut Poros PDI Perjuangan-PKB Dapat Terbentuk di Pilgub Jabar 2024

Seperti yang dilaporkan Astra Satu Indonesia Awards, Rusmawati, seorang aktivis dari LSM Hapsari, justru dimotivasi oleh keadaan ini untuk melakukan perubahan. Hapsari adalah organisasi yang berfokus pada perempuan dan pemberdayaan mereka. Rusmawati merasa perlu memberikan manfaat nyata kepada masyarakat dengan mendirikan Sanggar Belajar Anak (SBA). 

Anak-anak di sanggar ini tidak hanya dididik tetapi juga dididik untuk menjadi mandiri di masa depan. 

BAGAIMANA SIH SUPAYA LANCAR BERMAIN PIANO? INI TIPS DAN TRIK SEPUTAR TEKNIKNYA

Rusmawati lahir di Desa Bingkat pada 2 Februari 1976 dan telah lama berkampanye untuk hak-hak masyarakat pesisir. Dia mendapat dukungan dari komunitas dan organisasi pendamping. Dia berusaha keras bersama rekan-rekannya dalam Serikat Petani Pesisir dan Nelayan (SPPN) untuk mengelola dan membangun Sanggar Belajar Anak. 

SBA mendapatkan bantuan untuk menjalankan kegiatan di sanggar ini dari berbagai sumber, termasuk Hapsari sebagai induk organisasi, SPPN, dan iuran murid sebesar Rp8.000 hingga Rp10.000 setiap bulan. Selain itu, sanggar ini menerima bantuan dari lembaga asing yang peduli dengan pendidikan di daerah terpencil. 

Ada 4 Triks Jitu Bermain Solo vs Squad Di Game Free Fire

Selain fokus pada anak-anak, SBA juga memberikan pelatihan kepada ibu-ibu wali murid dalam hal berorganisasi dan membahas persoalan yang berkaitan dengan perempuan, ekonomi, sosial, dan budaya. Diskusi ini membangkitkan semangat para ibu untuk lebih mandiri dalam menghadapi persoalan hidup.

Pemberdayaan Ekonomi Lewat Kelompok Usaha Sebagai bagian dari pengembangan masyarakat, SBA tak hanya mendidik anak-anak tetapi juga mendukung ibu-ibu rumah tangga melalui program pinjaman lunak. Dalam empat tahun terakhir, lebih dari 40 ibu rumah tangga telah mendapatkan pinjaman sebesar Rp1 juta per orang. Dana ini digunakan untuk berbagai kegiatan ekonomi kreatif, seperti beternak ayam dan bebek, berkebun sayuran, hingga membuat ikan asin.

Halaman Selanjutnya
img_title