Terungkap Pemicu Sulami Jadi Manusia Kayu Sejak Kelas 4 SD

Sulami manusia kayu
Sumber :

CianjurSulami sendiri dilahirkan dengan kondisi normal. Namun, kondisi tubuhnya yang kaku bermula saat dia berumur 9 tahun atau sejak kelas 4 SD.

Sulami yang tinggal di Dusun Selorejo Wetan, RT 31, Desa Mojokerto hanya bisa berbaring di dipan kamarnya.

Sulami manusia kayu

Photo :
  • -

Sejak 4 SD, Sulami dijuluki manusia kayu karena dia tidak bisa menggerakkan badannya.

Kondisi Sulami manusia kayu sangat memprihatikan. Hal itu membuatnya tidak bisa bangun dan tubuhnya kurus kering. Hanya pergelangan tangan dan kaki yang bisa bergerak.

Karena gerak rahang yang terbatas, bahkan suaranya tidak begitu jelas.

Saat itu, ada benjolan yang sangat besar di leher, tangan, badan, dan kaki.

"Waktu umur sembilan tahun sudah mulai ada benjolan di leher, lalu tangan, badan, kemudia kaki," ujar Sulami saat masih hidup, Selasa (25/6/2019).

Karena keterbatasan orangtuanya, Sulami tidak dibawa ke rumah sakit.

Perlahan, rasa kaku itu mulai menjalar ke tubuhnya. Hingga saat usia 20 tahun, seluruh tubuhnya kaku total.

Tak hanya Sulami yang mengalami kondisi seperti itu. Saudara kembar Sulami yang bernama Paniyem juga mengalami hal serupa.

Paniyem sendiri sudah meninggal lebih dulu pada tahun 2012 lalu.

Sedangkan orangtua Sulami meninggal pada 2017. Sehingga Sulami kini dirawat oleh adiknya, Susilowati (25).

Terungkap karena faktor ekonomi Sulami harus mwnderita bertahun-tahun dengan penyakitnya yang tergolong aneh.

Sulami harus terbaring kaku seperti kayu akibat Penyakitnya sudah menjalan ke seluruh tubuh.

Namun, Pada hari Senin, 12 Juni 2023, Sulami, yang dikenal sebagai "manusia kayu" dari Sragen, Jawa Tengah, meninggal dunia pada usia 42 tahun.  

Susilowati, adik Sulami, juga membenarkan kabar bahwa Sulami meninggal. Disebutkan bahwa kakaknya mengalami muntah-muntah sebelum mengakhiri hidupnya.

Jenazah Sulami sendiri dimakamkan langsung di dekat kuburan nenek dan kembarannya.

Hal itu sendiri merupakan permintaan dari almarhumah.

"Pemakaman almarhumah tak jauh dari rumahnya. Beberapa tahun lalu, almarhumah sendiri meminta dimakamkan di dekat makam nenek dan kembarannya," pungkas Susilowati.