3 Fakta Lagu Yahudi yang Diajarkan Panji Gumilang ke Santri Ponpes Al Zaytun
- Tiktok @tokoh.id
Cianjur – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang masih jadi perbincangan publik karena kontroversinya. Salah satunya menyajikan lagu Yahudi bersama para santrinya. Hal itu terlihat dalam video yang beredar hingga ditanggapai oleh MUI.
Melansir dari VIVA Group, berikut sejumlah fakta terkait lagu Yahudi Hevenu Shalom Aleichem yang sering dinyanyikan Panji Gumilang dan para santrinya.
1. Panji Gumilang Sering Ajarkan Lagu Yahudi ke Santri
Pimpinan Al Zaytun, Panji Gumilang diketahui kerap membawakan berbagai lagu-lagu Yahudi dan diajarkan kepada para santrinya hingga mereka fasih membawakan lagu tersebut.
Selain itu, Panji Gumilang juga disebut memiliki hubungan dengan Israel menurut pengamat teroris Al Chaidar dalam Program Fakta tvOne.
“Dulu kita senang dengan aliran NII KW9 ini karena mengajarkan rasionalitas, keajaiban dan toleransi. Tapi kemudian baru kita ketahui ternyata toleransi itu adalah sebuah sinkretisasi menggabungkan semua ajaran agama, ajaran agama Yahudi, Islam, Kristen,” ujarnya.
Para santri di Ponpes Al Zaytun diajarkan mengenai cara beribadah berbagai agama yang dijadikan menjadi satu. Kata Al Chaidar, sudah tidak ada lagi batas-batas antar agama yang diterapkan karena sudah menjadi satu.
“Kemudian cara beribadahnya juga digabungkan nanti orang-orang beribadah di sinagog, masjid itu jadikan satu tempat dan mereka juga menafsirkan bahwa namanya komunisme itu ya seperti itu,” jelas Al Chaidar.
“Jadi nanti gak ada lagi negara yang adalah komunitas-komunitas yang ada jamaah yang setiap orang itu bebas bergerak. Tidak ada lagi batas-batas wilayah teritorial,” lanjutnya.
2. Alasan Panji Gumilang Ajarkan Santri Lagu Yahudi
Panji Gumilang mengaku ada alasan sendiri dirinya meminta para santrinya untuk membawakan lagu Hevenu Shalom Aleichem. Padahal, lagu tersebut berbahasa Ibrani yang identik dengan salamnya orang-orang Yahudi.
Kata dia, para santrinya diminta untuk bernyanyi lagu Hevenu Shalom Aleichem karena salam berbahasa Ibrani itu bisa digunakan sebagai syair lagu. Sementara itu, Assalamualaikum yang merupakan salam orang Islam tak boleh dilagukan.
“Adapun saya menyanyikan karena itu bisa dilagukan. Kalau Assalamualaikum kan gak boleh dilagukan, padahal Hevenu Shalom Aleichem itu sama dengan Assalamualaikum, (bedanya) kalau Assalamualaikum tidak boleh dinyanyikan, kalau ini boleh dinyanyikan karena saya punya nada-nadanya dan not-notnya,” jelas Panji Gumilang dalam sebuah obrolan di salah satu program TV swasta.
3. MUI Anggap Hevenu Shalom Aleichem Identik Salam Ritual
Terkait konflik itu, banyak perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menganggap Hevenu Shalom Aleichem merupakan lagu khusus yang dinyanyikan dalam ritual keagamaan Yahudi.
Namun Panji Gumilang malah menjawab bahwa tidak semua lagu Ibrani selalu dikaitkan dengan prosesi keagamaan. Dia kemudian memberikan contoh untuk menguatkan argumennya itu.
“Coba tengok ke Tel Aviv, tatkala turun dari pesawat, anak-anak muda laki, perempuan menyanyikan itu, itu penyambutan, itu hal yang sama seperti salam kita ini, sama dengan taktkala kita mengadakan khutbah pakai Assalamualaikum,” beber Panji.
“Jadi Assalamualaikum itu tidak digunakan di tempat-tempat yang ritual (keagamaan) saja, ketemu di jalan Assalamualaikum,” pungkasnya.