MUI Putuskan Konten Oklin Fia Tak Penuhi Syarat Penistaan Agama, Tapi....

Oklin Fia
Sumber :
  • intipseleb

Cianjur –Manarik untuk dibahas soal konten Oklin Fia yang sampai saat ini selalu eksis di dunia maya. Pasalnya Selebgram berdada montok ini menilat es krim pas didepan kemaluan pria.

Sontak, banyak yang menilai bahwa konten vulgar tersebut bak mempragakan anal sex di film dewasa.

Disisi lain, Oklin diduga menistakan agama dengan membuat konten yang menyimpang agama islam. 

Oklin Fia

Photo :
  • VIVA.co.id

Tokoh Agama berbdan Hukm islam, MUI juga ikut andil dalam menentukan nilai nilai yang terkandung pada konten tersebut, apakah menistakan agama atau merusak etika.

Ikhsan Abdullah, Wasekjen Badan Hukum MUI, menilai apa yang dilakukan oleh Oklin tidak memenuhi syarat untuk disebut sebagai penistaan agama. Meski begitu, ia sepakat jika Oklin telah melanggar etika moral di masyarakat.

“Iya persoalan Oklin Fia itu ya, saya kira itu lebih kepada persoalan sosial etika atau masalah etika moral. Jadi bukan persoalan hukum ya, karena apalagi penodaan agama. Karena memang itu adalah perbuatan yang tidak pantas saja ya, tidak pas, ya kurang elok lah,” kata Ikhsan saat dihubungi awak media beberapa waktu lalu.

“Kalau memang persoalannya seperti Oklin Fia itu kan memang masalah akhlak ya, masalah moral, masalah etika,” sambungnya.

Menurut penjelasan pengacaranya, Budiansyah, Oklin berniat untuk mengungkapkan permintaan maaf secara langsung kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dianggap sebagai wakil umat Islam di Indonesia.

Di samping itu, Budi juga menyebut bahwa klien tersebut ikut meminta nasihat dari pihak MUI.

Ikhsan menasihatkan Oklin untuk merasa menyesal atas tindakannya tersebut. Dia juga meminta wanita berusia 21 tahun tersebut untuk tidak mengulangi tindakannya.

“Jadi, lebih banyak harusnya ya dia menyesali perbuatannya dan tidak mengulangi dan dia sebagai anak muda tentu bisa memilih konten-konten kreatif yang banyak sekali tentu bisa dilakukan,” ucapnya.

Menurut pendapatnya, popularitas tidak dapat dicapai dengan metode yang tidak bermoral. Menurut Ikhsan, sebagai generasi muda, Oklin sebaiknya memilih untuk menciptakan konten yang lebih optimis.

“Dan juga tidak mengurangi ketenarannya kalau memang mau ke arah yang viral karena viral itu bukan ke ranah yang negatif tapi viral-viral yang sifatnya positif membangun. Ini penting bagi anak-anak muda supaya media sosial kita diwarnai dengan kreatifitas-kreatifitas anak muda yang kontennya positif, bagi pergaulan, bagi penemuan dan bagi kehidupan yang positif,” jelasnya.

Perlu Dukungan Orang Tua

Akhirnya, dia juga meminta dukungan dari orang tua Oklin. Menurutnya, peranan orang tua memiliki kepentingan yang besar bagi seorang remaja.

“Bukan persoalan penodaan agama, tetapi persoalan akhlak yang bisa dikembalikan kepada orang tuanya karena dia masih muda dan dia juga masih bisa dinasehati untuk tidak mengulangi dan memulai berbuat konten-konten yang negatif dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.