Soal Sapi Kurban, Saksi Mata Bongkar Sebab Perseteruan Dewi Perssik dan Ketua RT
- Tangkapan layar dari @siti.fashionsportwomen
Cianjur – Setelah media sosial dihebohkan dengan perseteruan antaran pedangdut Dewi Perssik dengan Malkan, Ketua RT di kawasan Lebak Bulus, baru-baru ini seorang warga bernama Suharto (50) mengaku bahwa dirinya menyaksikan langsung saaat sapi kurban sang penyanyi pertama kali diserahkan ke masjid Babul Khoirot, Cilandak, Jakarta Selatan.
Suharto menyebut sapi seberat sekitar 1 Ton itu diserahkan pertama kali pada Rabu, 28 Juni 2023.
"Belum penerimaan, sapi itu sudah datang. Di sini itu belum siap sebetulnya untuk menerima sapi. Iya (diantar) dengan mobil truk," kata Suharto dikutip dari VIVA, Sabtu (1/7/2023).
Suharto menjelaskan, saat sapi itu diturunkan dari sebuah mobil truk dibantu oleh warga setempat. Kemudian, pihak Dewi Perssik pun langsung melakukan ijab qobul di lokasi.
"Iya lihat di sini, ijab kabulnya sudah diterima, pihak sini Alhamdulillah sudah diterima," jelasnya.
Setelah beberapa saat, kata Suharto, truk pengangkut sapi Dewi Perssik pun kembali ke lokasi guna mengambil sapi yang telah diserahkan tersebut.
"Sudah ijab kabul dan diterima, tiba-tiba mau diambil, ya pihak Pak RT malu," ucap Suharto.
Suharto pun menyebut saat itu ada sekitar 10 orang yang diutus Dewi Perssik untuk mengambil sapi kurban dan mengangkatnya ke dalam truk. Mereka juga meminta bantuan panitia kurban untuk mengangkat sapi tersebut.
"Itu kan sopir Dewi Perssik kurang pendengaran ya. Disampaikan di sini begini, sampai rumah Dewi Perssik jawabannya lain," beber Suharto.
Bahkan, ia mengaku menyaksikan langsung pada saat penyerahan sapi kurban milik Dewi Perssik itu tak ada ucapan permintaan uang dari Ketua RT kawasan Lebak Bulus, Malkan.
"Wah itu (pemerasan) salah besar, sopirnya saja yang budek," ujar Suharto.
Suharto menegaskan bahwa Ketua RT tak pernah meminta uang kepada Dewi Perssik. Menurutnya, tak ada sepatah katapun Malkan meminta uang ke mantan istri Aldi Taher itu.
"Bilang Pak RT tuh, 'jangankan Rp 1 juta, Rp 2 juta, Rp 100 juta pun nggak mau. Kalau mau ambil (sapi), ambil sendiri'. Pak RT nggak mau ambil risiko, kalau ada apa-apa (dengan) anak buahnya, siapa yang mau tanggung jawab," pungkasnya.