Pelatih Timnas U-23 Ini Pernah Selamatkan Bakat Besar yang Hilang

Gerald Vanenburg
Sumber :
  • pssi.org

CianjurGerald Vanenburg kini resmi memimpin Timnas Indonesia U-23, ditunjuk oleh PSSI pada 24 Januari 2025.

Pelatih berusia 60 tahun ini akan bekerja sama dengan Patrick Kluivert serta Denny Landzaat dan Alex Pastoor dalam membangun tim muda Garuda.


 Pada tanggal 24 Janurari 2025 PSSI menunjuk Gerald Vanenburg sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia U23.

Gerald Vanenburg

Photo :
  • pssi.org
 
Pelatih 60 tahun ini akan bekerjasama dengan Patrick Kluivert, Denny Landzaat, dan Alex Pastoor dalam membentuk tim muda Garuda.  


Tugasnya tidak ringan, mengingat dia juga dituntut untuk memperbaiki kualitas sepak bola Indonesia pada berbagai level, mulai dari U-17 hingga U-20.

Di balik prestasinya, Vanenburg memiliki pengalaman berharga dalam menangani pemain muda yang menghadapi masalah psikologis dan perilaku buruk.

Salah satu contohnya adalah Mohamed Ihattaren, eks wonderkid Juventus yang sempat terjebak dalam serangkaian masalah pribadi dan profesional.

Sebelumnya, Ihattaren menunjukkan performa luar biasa bersama PSV Eindhoven, yang akhirnya menarik minat Juventus.


Namun, kariernya di Italia tidak berjalan mulus akibat sikapnya yang kurang profesional.

Vanenburg, yang saat itu menjadi asisten pelatih di Ajax, melihat potensi besar dalam diri Ihattaren, meski banyak yang meragukan kemampuannya.

Vanenburg mengambil langkah besar dengan membawanya ke Ajax, meski Direktur Teknik Ajax, Marc Overmars, awalnya ragu.

"Saya percaya dia memiliki potensi, tetapi dia harus menunjukkan keinginannya untuk sukses," kenang Vanenburg.

Dengan pendekatan yang penuh perhatian dan motivasi, Vanenburg berusaha mengembalikan mental dan kualitas permainan Ihattaren.

Meski ada banyak tantangan, Vanenburg tak menyerah.

Salah satu momen berkesan adalah saat ia memperlihatkan foto Ronaldo yang gemuk kepada Ihattaren untuk memberikan pelajaran tentang pentingnya menjaga kondisi fisik.

Meskipun tidak semua upaya berhasil mengembalikan performa terbaik Ihattaren, Vanenburg tetap optimis bahwa sang pemain bisa bangkit.

"Dia punya kualitas, tapi mentalitasnya perlu diperbaiki," ujar Vanenburg.

Keputusan Juventus untuk mengembalikan Ihattaren ke klub lamanya, ditambah dengan masalah hukum yang dihadapinya, sempat membuat karier sang pemain terancam.

Namun, berkat pengaruh positif Vanenburg, Ihattaren mulai menemukan jalannya kembali.

Setelah sempat tanpa klub, ia kini bermain di Liga Belanda bersama RKC Waalwijk, dan menunjukkan kemajuan signifikan dengan kontribusi gol dan assist.

Gerald Vanenburg memang terbukti ahli dalam menangani pemain muda problematik.

Dengan pengalaman dan kesabaran, ia mampu memberi pengaruh positif dalam karier pemain yang sempat terpuruk.

Sebagai pelatih Timnas Indonesia U-23, ia tentu diharapkan membawa hal serupa bagi generasi baru pemain muda Indonesia.