Tolak Tudingan Aliran Sesat, Panji Gumilang Klarifikasi: Itu Hak Asasi Manusia....
Cianjur – Nama Panji Gumilang dan Al Zaytun telah menjadi subjek pembicaraan utama di media dan media sosial akhir-akhir ini.
Berita tersebut tersebar luas karena tuduhan bahwa Al Zaytun adalah sebuah pondok pesantren yang menyebarkan ideologi sesat.
Kemudian muncul informasi bahwa Al Zaytun memiliki hubungan dengan NII, yang sudah dilarang oleh pemerintah Republik Indonesia.
Melalui siaran yang disiarkan oleh Metro TV, Panji Gumilang secara langsung menjelaskan tuduhan yang dianggap dia dan Al Zaytun. Dia menyatakan bahwa Al Zaytun mengajarkan ajaran yang sesat.
Alih-alih langsung memberi jawaban, Panji Gumilang justru membuat pertanyaan baru kepada pembawa acara supaya dia dapat menentukan siapa yang menyebarkan stigma bahwa Al Zaytun mengajarkan ajaran yang salah.
Dan seketika itu juga masyarakat menaruh kecurigaan bahwa ada yang tidak beres dalam ajaran Al Zaytun.
"Yang menuduh sesat bukan mereka kalau mereka, orang lain-lain, tidak akan terpengaruh, yang memberikan tuduhan itu unsur yang menganggap dirinya punya wewenang," ungkap Panji Gumilang.
Selanjutnya Panji Gumilang mengatakan bahwa Al-Zaytun memiliki kurikulum yang jelas.
"Kurikulum Departemen Agama, Kurikulum Diknas, kita combine dan itu mendapatkan akreditasi," imbuh Panji Gumilang.
Panji Gumilang menyatakan bahwa Al Zaytun memiliki akreditasi A di semua tingkat, dari dasar hingga menengah hingga atas. Dia menambahkan bahwa jika Al Zaytun memang mengajarkan ajaran sesat, dia pasti tidak akan berkembang sejak awal.
"Kemudian kalau hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan shalat, kemudian ada wanita,, saya mengedepankan fiqih sosial mengangkat harkat martabat wanita yang selama ini terpinggirkan," pungkas Panji Gumilang.
Menurut Panji Gumilang dengan pemahaman Al Qurannya yang selama ini dipelajarinya, harusnya tidak pernah ada yang dikesampingkan atau sejajar.
"Itu hak asasi manusia untuk menjalankan ibadah menurut keyakinannya, dasar kami Al quran," imbuhnya.
Menurut Panji Gumilang, kelaziman yang biasa dilakukan oleh masyarakat mungkin terjadi, tetapi berbeda dengan mereka yang memahami Alquran bukan secara tafsir.
Menurut Panji Gumilang, generasi yang memahami Alquran diajarkan untuk mencintai negara sehingga mereka dapat memahami ajarannya dengan baik.