Usaha Gorengan Nangka Coklat Baru 3 Bulan, Omset Harian Capai Rp6 Juta! Begini Caranya

Pisang Goreng dan Nangka Goreng
Sumber :
  • youtube/Zayn YR

Cianjur – Kisah sukses seorang pengusaha Goreng Pisang dan Goreng Nangka ditaburi Coklat yang baru berusia tiga bulan ini bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja yang bermimpi memulai usaha dari nol. 

 

Dalam waktu yang relatif singkat, usahanya berkembang pesat dan mampu meraup omset hingga puluhan juta setiap hari. 

 

Ditemui di lokasi usahanya, ia menceritakan bagaimana perjuangan dan ketekunannya membawa usahanya sampai sejauh ini.

Pisang Goreng dan Nangka Goreng

Photo :
  • youtube/zayn yr

"Dulu saya bekerja di restoran, tapi akhirnya saya memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Semua resep saya pelajari dari orang tua, khususnya ibu saya yang sudah berpengalaman dalam catering dan gorengan," kata pengusaha yang tak mau disebutkan namanya itu. 

 

Ia mengaku resep yang ia gunakan adalah hasil kreasi keluarga, namun ia tetap mengutamakan kualitas bahan baku.

 

Meskipun baru beroperasi selama tiga bulan, usaha yang dia jalankan sudah mendapatkan perhatian banyak pelanggan. Bahkan, banyak yang rela mengantri hingga satu jam untuk mendapatkan makanannya. 

 

"Banyak yang bilang, omset saya besar, tapi mereka tidak tahu bahan-bahan yang saya pakai itu cukup mahal. Bahan seperti coklat premium dan susu berkualitas yang membuat pelanggan datang lagi," jelasnya. 

 

Coklat Kalebud yang ia gunakan adalah coklat premium spesial serta bahan premium lainnya untuk menjaga kualitas produknya.

 

Setiap harinya, ia memproduksi sekitar 300 porsi makanan, terutama gorengan dengan berbagai pilihan rasa, seperti pisang, nangka, dan coklat. 

"Kebanyakan pelanggan saya sudah jadi langganan. Mereka tahu rasanya enak dan nggak bikin kapok meski harus antri lama," tambahnya. 

 

Menurutnya, kualitas bahan sangat menentukan rasa, dan pelanggan bisa merasakannya.

 

Pada akhir pekan, omset yang diraih bisa mencapai Rp 30 juta, berkat tingginya permintaan. 

 

"Saya memang banyak menghabiskan waktu seharian untuk mempersiapkan bahan dan memasak. Tapi hasilnya sangat memuaskan," ujarnya. 

 

Sebagai contoh, ia mengolah 11 kilogram tepung terigu untuk 300 porsi makanan, dengan penggunaan minyak hingga 13 liter sehari.

 

Bahkan dalam mempersiapkan bahan baku, ia memiliki trik khusus, seperti menggunakan pisang kepok dan nangka manis dari Lampung, yang dipilih secara langsung untuk menjaga rasa. 

 

"Pisang kepok ini yang terbaik untuk membuat gorengan karena rasanya lebih pas," katanya.

 

Selain itu, ia juga berbagi tips dalam memasak yang membuat makanan yang ia jual tetap garing meski sudah digoreng. 

 

"Saya menggoreng dua kali untuk hasil yang maksimal. Yang pertama setengah matang, baru kemudian digoreng lagi sampai garing. Itu kuncinya," tutur pengusaha muda ini.

 

Meski usahanya masih terbilang baru, ia yakin bisnisnya bisa terus berkembang dengan kualitas produk yang dijaga dengan baik. 

 

"Saya akan terus mempertahankan kualitas dan pelayanan. Kalau pelanggan puas, mereka pasti kembali lagi," tutupnya.