Pedagang Cilor Berbagi Tips agar Dagangan Laris di Pasaran

Cemilan Cilor depan SDN 1 dan 2 Rajagaluh
Sumber :
  • Channel Youtube "Isricky Family"

Cianjur – Berjualan cilor di bulan Ramadan menjadi peluang yang sangat menguntungkan, namun ada beberapa trik khusus yang bisa membuat dagangan laris manis. 

Seorang pedagang cilor di kawasan Rajagaluh, Majalengka, berbagi pengalaman tentang bagaimana ia bisa menjaga dagangannya tetap laris meski persaingan cukup ketat. 

 

Dilansir dari chanel youtube Isricky Family, Rabu (6/11), menurutnya, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan jika ingin sukses berjualan cilor.

 

"Yang pertama, kita harus pastikan kualitas bahan baku itu baik," ujar Pak Agus, seorang pedagang cilor yang telah berjualan selama lebih dari lima tahun. 

 

Cemilan Cilor depan SDN 1 dan 2 Rajagaluh

Photo :
  • Channel Youtube

 

Ia menjelaskan bahwa tepung yang digunakan untuk membuat cilor harus berkualitas agar menghasilkan tekstur kenyal di dalam dan renyah di luar. Begitu juga dengan telur yang digunakan, harus segar agar rasa cilor lebih gurih.

 

Selain kualitas bahan, kebersihan juga menjadi hal yang tak kalah penting. 

 

"Pembeli itu sensitif soal kebersihan. Kalau tempatnya bersih, mereka pasti lebih nyaman," lanjut Pak Agus. 

 

Dalam usaha jajanan kaki lima seperti cilor, menjaga kebersihan sangat berpengaruh terhadap citra dagangan. Tak jarang pembeli yang datang memilih tempat yang terjaga kebersihannya.

 

Pak Agus juga menekankan pentingnya inovasi rasa. "Jangan cuma jual cilor yang itu-itu saja. Coba variasi rasa, seperti balado atau keju," katanya. 

Variasi rasa menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi pembeli muda yang suka mencoba hal baru. 

 

"Setiap hari saya coba tambahkan rasa baru. Misalnya, cilor keju atau cilor pedas. Itu yang bikin pelanggan datang lagi," ungkapnya.

 

Selain itu, waktu penyajian juga tak kalah penting. Menurut Pak Agus, cilor yang baru digoreng akan lebih nikmat. 

 

"Cilor harus disajikan dalam keadaan hangat, supaya rasanya lebih enak dan teksturnya lebih renyah. Kalau sudah dingin, teksturnya bisa berubah," tuturnya.

 

Bagi Pak Agus, harga yang terjangkau juga menjadi faktor utama dalam menjaga pelanggan tetap datang. 

"Harga cilor harus sesuai kantong pembeli. Kalau murah dan enak, mereka pasti akan kembali lagi," tambahnya. 

 

Dengan harga yang ramah di kantong, cilor menjadi pilihan banyak orang untuk berbuka puasa.

 

Lokasi juga memegang peranan penting dalam menarik pembeli. Pak Agus memilih berjualan di area yang ramai, dekat dengan sekolah dan jalan utama. 

 

"Lokasi yang strategis bikin dagangan cepat habis. Orang lebih mudah mampir kalau tempatnya dekat dan mudah dijangkau," jelasnya.

 

Terakhir, Pak Agus mengingatkan agar pedagang tetap sabar dan disiplin dalam menjalankan usaha. "Bisnis itu nggak bisa instan. Harus sabar, fokus, dan disiplin," pesannya. 

 

Dengan ketekunan dan tips yang diterapkan dengan baik, Pak Agus berhasil menjaga kelarisan dagangannya selama Ramadan ini.

 

Dengan mengikuti tips dari Pak Agus, pedagang cilor lainnya pun dapat meningkatkan penjualan mereka, bahkan saat persaingan semakin ketat. 

 

"Kalau kita kerja dengan benar dan menjaga kualitas, insya Allah bisnis ini bisa terus berkembang," ujar Pak Agus penuh semangat.