Resep Rahasia Pisang Goreng Wijen yang Laku Keras, Omset Rp5 Juta Seminggu!

Pisang Goreng Wijen
Sumber :
  • youtube/Botak Kuliner

Cianjur – Di tengah hiruk-pikuk Pondok Bambu, Jakarta Timur, ada sebuah usaha kaki lima yang berhasil menarik perhatian warga sekitar. 

Mas Beni Berinovasi Jual Ayam Utuh, Kini Punya 3 Outlet dalam 2 Tahun, Omset Rp2,5 Juta per Hari!

 

Sebuah gerobak sederhana menjajakan pisang dan nangka goreng dengan wijen, lengkap dengan aroma harum yang menggoda. 

Camilan Unik Jakarta Timur, Pisang Kembung dengan Omzet Harian Rp600 Ribu

 

Meski baru beroperasi selama seminggu, usaha ini sudah menunjukkan potensi besar.

Donat Kaki Lima Rp10 Ribu: Kisah Abu Raup Rp1,5 Juta Sehari!

Pisang Goreng Wijen

Photo :
  • youtube/Botak Kuliner

"Awalnya saya hanya coba-coba saja," ujar sang pemilik usaha yang akrab disapa Bang Ahmad. 

 

Dalam akun "Youtube Botak Kuliner", Sabtu (14/12), ia memulai usaha ini dengan modal kecil dan niat untuk menciptakan jajanan berkualitas tinggi. Sebelumnya, Bang Ahmad bekerja sebagai buruh kasar dengan penghasilan yang tak menentu. 

 

"Kerja serabutan, apapun yang penting halal. Tapi saya ingin sesuatu yang bisa saya kelola sendiri," tambahnya.

 

Resep racikannya didapatkan dari hasil eksperimen sendiri. 

 

"Ini resep keluarga juga sih, tapi banyak saya kembangkan sendiri. Yang penting enak di mulut," jelasnya sambil mengaduk adonan tepung beras. 

 

Adonan ini, menurutnya, menjadi kunci utama kelezatan pisang dan nangka goreng buatannya.

 

Proses pembuatannya sangat teliti. Dari memilih tepung, gula, hingga bahan tambahan seperti baking powder dan vanili, semuanya dilakukan dengan takaran yang pas. 

"Kita pakai wijen hitam dan putih, biar ada variasi rasa dan tekstur. Semua bahan saya jaga kualitasnya," kata Bang Ahmad sambil tersenyum.

 

Selain bahan-bahan yang berkualitas, kebersihan juga menjadi prioritas utama. 

 

"Walaupun usaha kaki lima, saya tetap menjaga kebersihan. Kita yang jualan makanan harus mikir, kalau kita sendiri nggak mau makan yang kotor, kenapa kasih orang?" katanya sambil menunjukkan sarung tangan plastik yang ia pakai selama proses memasak.

 

Ketika ditanya mengenai rahasia kesuksesannya, Bang Ahmad menjelaskan bahwa inovasi dan rasa yang konsisten menjadi faktor utama. 

 

"Saya tambahkan wijen biar ada sensasi baru. Kalau cuma pisang goreng biasa, orang mungkin bosan," ujarnya.

 

Dalam sehari, Bang Ahmad bisa menjual hingga 25 porsi pisang dan nangka goreng. 

 

"Kalau yang original harganya Rp15.000 per porsi, yang pakai topping Rp20.000 maksimal untuk tiga topping," jelasnya. 

 

Pilihan topping pun beragam, mulai dari cokelat, keju, hingga taburan gula aren.

 

Omzet yang dihasilkan cukup menggiurkan. "Alhamdulillah, sehari bisa dapat Rp700.000. Jadi seminggu ini sudah tembus sekitar Rp5 juta," ungkap Bang Ahmad penuh syukur. 

 

Angka ini tentu menjadi prestasi besar bagi usaha yang baru berjalan satu minggu.

 

Lokasi dagangannya berada di sekitar Banjir Kanal Timur (BKT), Pondok Bambu, yang strategis karena ramai pengunjung. 

 

"Biasanya orang-orang cari jajanan hangat-hangat kalau lagi hujan. Ini juga yang bikin dagangan saya cepat habis," katanya.

 

Bang Ahmad pun tak pelit berbagi ilmu. 

 

"Kalau ada yang tanya resep atau mau videoin, saya nggak keberatan. Selama itu bermanfaat, insyaallah jadi berkah," ujarnya sambil tetap sibuk mengaduk adonan.

 

Ia berharap usahanya terus berkembang. 

 

"Kalau ada rezeki lebih, mungkin nanti bisa buka cabang atau tambah alat supaya lebih cepat prosesnya. Tapi untuk sekarang, saya fokus jaga kualitas dan pelayanan," tutupnya dengan semangat.

 

Bang Ahmad membuktikan bahwa dengan niat, inovasi, dan kerja keras, usaha sederhana sekalipun bisa mendatangkan hasil yang luar biasa.