Febri Hariyadi, Pemain Sayap yang Terlupakan di Persib Bandung
- Instagram @febri hariyadi
Cianjur – Febri Hariyadi pernah menjadi salah satu pemain sayap terbaik di Indonesia. Ia memiliki kecepatan, teknik, dan kemampuan mencetak gol yang membuatnya menjadi andalan Persib Bandung dan timnas Indonesia.
Namun, sejak tahun 2020, performa Febri mulai menurun. Ia sering mengalami cedera, kehilangan tempat di tim utama, dan gagal bersinar di kompetisi maupun turnamen internasional.
Apa yang terjadi dengan Febri Hariyadi? Mengapa ia kini bukan anak emas lagi di Persib Bandung? Apakah ia masih memiliki masa depan bersama Maung Bandung dan Garuda?
Febri Hariyadi lahir pada 15 Februari 1996 di Bandung. Ia mulai bermain sepak bola sejak usia dini dan bergabung dengan akademi sepak bola Persib Bandung pada tahun 2010.
Febri menunjukkan bakatnya sebagai pemain sayap yang lincah dan berani. Ia juga memiliki insting gol yang tajam dan sering mencetak gol-gol spektakuler.
Pada tahun 2014, Febri berhasil naik ke tim senior Persib Bandung. Ia menjadi bagian dari skuad yang meraih gelar juara Liga Super Indonesia pada tahun itu. Ia juga menjadi pemain muda terbaik di kompetisi tersebut.
Pada tahun 2015, Febri mendapat kesempatan untuk membela timnas Indonesia U-19 di Piala AFF U-19. Ia menjadi bintang tim dengan mencetak lima gol dan membawa Indonesia juara.
Karier Febri semakin melesat pada tahun 2016. Ia menjadi pemain inti Persib Bandung dan timnas Indonesia senior. Ia tampil impresif di Piala AFF 2016 dan Piala Suzuki AFF 2018. Ia juga menjadi salah satu pemain lokal terbaik di Liga 1 Indonesia. Banyak klub besar dalam dan luar negeri yang tertarik untuk merekrutnya.
Namun, pada tahun 2020, Febri mengalami masa sulit dalam karier sepak bolanya. Ia mengalami cedera lutut yang membuatnya absen selama beberapa bulan.
Ketika ia pulih, ia harus bersaing dengan pemain-pemain baru yang didatangkan Persib Bandung, seperti Geoffrey Castillion, Wander Luiz, dan Frets Butuan. Ia juga harus beradaptasi dengan gaya bermain pelatih baru, Robert Alberts.
Febri tidak lagi menjadi pilihan utama di posisi sayap kanan atau kiri. Ia sering duduk di bangku cadangan atau bahkan tidak masuk skuad sama sekali.
Performanya juga menurun secara signifikan. Ia jarang mencetak gol atau memberikan assist. Ia juga sering kehilangan bola atau membuat kesalahan fatal.
Pada tahun 2021, Febri semakin terpinggirkan di Persib Bandung. Ia hanya tampil sebanyak 10 kali di semua kompetisi dan hanya mencetak satu gol. Ia juga tidak dipanggil lagi ke timnas Indonesia untuk mengikuti Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.
Febri harus menyaksikan rekan-rekannya yang lebih muda atau lebih senior, seperti Egy Maulana Vikri, Saddil Ramdani, Riko Simanjuntak, atau Andik Vermansyah, mengambil alih peran sebagai pemain sayap.
Pada tahun 2022, Febri mencoba untuk bangkit dari keterpurukan. Ia berusaha untuk meningkatkan fisik, teknik, dan mentalnya. Ia juga berharap untuk mendapat kesempatan bermain lebih banyak di Persib Bandung dan timnas Indonesia.
Namun, harapannya belum terwujud hingga saat ini. Ia masih berada di bawah bayang-bayang pemain-pemain lain yang lebih bersinar.
Febri Hariyadi kini bukan anak emas lagi di Persib Bandung. Ia menjadi pemain sayap yang terlupakan di klub dan negaranya.
Apakah ia masih memiliki masa depan bersama Maung Bandung dan Garuda? Atau apakah ia harus mencari klub baru yang bisa memberinya kepercayaan dan kesempatan bermain? Hanya waktu yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.