Kampanye Pakai Akronim ‘AMIN’, Anies Baswedan dan Muhaimin Dianggap Permainkan Agama

Anis baswedan dan Muhaimin
Sumber :
  • viva.co.id

Cianjur – Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia menginisiasi pembentukan Pengaduan Masyarakat (DUMAS) sebagai wadah untuk masyarakat mengungkapkan keluhan dan aspirasi mereka.

Umar Segala, Koordinator Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia, merasa bahwa penggunaan singkatan itu merupakan bentuk penghinaan terhadap agama.

Akronim Amin digunakan Anies Bersama dengan rival politiknya, Muhaimin Iskandar.

"Jelas bahwa dijelaskan dalam hadits-hadits bahwasanya penggunaan kata Amin ini adalah penggunaan kata suci, penggunaan harapan kita terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa," ujarnya, Jumat 22 Desember 2023.

 

Anis baswedan dan Muhaimin

Photo :
  • viva.co.id

 

Umar menjelaskan bahwa arti Amin tidak hanya penting dalam agama Islam, tetapi juga memiliki signifikansi yang sama dalam agama-agama lain di Indonesia.

Dia menyatakan bahwa Anies menggunakan agama untuk kepentingan politiknya dalam Pemilihan Presiden 2024 dengan memanfaatkan singkatan Amin.

"Ini adalah sebuah politisasi yang sangat tidak berguna. Politisasi rendah, bahwasanya politisasi agama masih dilakukan untuk mendapatkan suatu kepentingan publik di era demokrasi ini," kata dia. 

Menurutnya, Anies juga pernah menunjukkan gestur dua jari saat melakukan aksi tahiyat dalam sebuah acara podcast bersama Ustad Abdul Somad.

Sementara sebenarnya, hanya satu jari yang digunakan saat melakukan gerakan salat, yaitu jari telunjuk.

Umar mengatakan bahwa dia telah menyerahkan beberapa barang bukti dalam bentuk tangkapan layar ketika Anies melakukan pose dua jari selama tahiyat sampai hadits-hadits yang berkaitan dengan penggunaan kata Amin. 

Harapannya, Korps Bhayangkara dapat mengelola situasi tanpa menimbulkan pertikaian di kalangan masyarakat.

"Bahwasanya Anies Baswedan telah mempermainkan gerakan salat. Beliau menunjukkan nomor 2, tapi dalam artian yang dijelaskan oleh beliau itu gerakan salat," kata dia lagi.

Parahnya, Anies Baswedan, yang merupakan Calon Presiden nomor urut 1, dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal Polri karena diduga melakukan penghinaan terhadap agama karena menggunakan akronim Amin dalam kampanye untuk pemilihan presiden tahun 2024.