Kronologi Penurunan Baliho Capres Ganjar Pranowo, Panglima TNI Yudo Margono Beri Klarifikasi

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono
Sumber :
  • Tvonenews

Cianjur –Beredar video oknum komandan TNI melakukan tindakan penurunan baliho calon presiden (Bacapres) 2024 Ganjar Pranowo di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. 

Dalam video tersebut, seorang anggota TNI memaksa relawan untuk menurunkan baliho yang menunjukkan Bacapres dari Partai PDI Perjuangan. Menurut Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono, banner foto Balon Capres Ganjar Pranowo dicopot pada Sabtu 15 Juli 2023 di lahan Makodim 1013/Mtw untuk menjaga TNI netral dalam Pemilu tahun 2024. 

Sebelum memasuki tahun politik, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono telah mengimbau prajurit TNI untuk tetap netral dalam pemilihan umum (pemilu) yang akan diadakan pada tahun 2024. 

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono

Photo :
  • Tvonenews

Adapun kronologis diantaranya sebagai berikut: Sekira pukul 09.49 WIB Dandim 0103/Muara Teweh Letkol Inf Edi Purwoko mendapat WA dari Ahmad Gunadi (putra Bupati Barito Utara) tentang permohonan ijin memasang banner kegiatan festival musik di lahan Kodim 1013/Mtw dengan melampirkan foto lokasi yang dimaksud.

"Saat Dandim melihat kiriman foto tersebut, dirinya baru menyadari adanya kejanggalan yaitu adanya banner foto Ganjar Pranowo di baliho sebelahnya, yang juga berada dilahan Makodim 1013. Kemudian Dandim perintahkan Pasilog untuk berkoordinasi dengan Satpol PP dan Panwaslu Kabupaten Barito Utara untuk mencopot banner foto Ganjar Pranowo yang berada di lahan Makodim 1013/Mtw," kata Julius, Minggu (16/7/2023). 

Kapuspen TNI menegaskan bahwa menjelang Pemilu 2024, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dalam setiap pengarahan kepada Prajurit TNI selalu menekankan “Netralitas TNI pada Pemilu 2024” diantaranya tidak memberikan fasilitas tempat/sarana dan prasarana milik TNI kepada Paslon dan Parpol untuk digunakan sebagai sarana kampanye.

Video baliho yang menggambarkan Bacapres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo yang diturunkan paksa oleh anggota TNI di Muara Teweh, Kalimantan Tengah, viral, dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memberikan tanggapan. 

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memastikan bahwa TNI tetap netral setelah peristiwa itu, dan dia juga memastikan bahwa kejadian viral itu tidak dicopot secara paksa. 

Namun disaksikan penyelenggaraan pemilu di wilayah tersebut didampingi Pol PP setempat. "Kalau dipaksa dicopot itu tidak sesuai dengan yang sudah saya sampaikan tentang netralitas TNI. Sudah saya sampaikan jajaran tidak boleh dipasang dimana-mana, mungkin rekan-rekan sudah tahu. Tidak memasang di area TNI, kemarin dari Dandim Muara Teweh sudah disampaikan," kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, kepada wartawan di Bandung, dikutip Viva Cianjur Selasa (17/7/2023).

Menurut Panglima, terkait kejadian itu sudah dikoordinasikan dengan pemasangnya. Termasuk dari perwakilan partai, Satpol PP, termasuk Bupati. 

"Saat dilepas disaksikan oleh mereka. Dicopot ini kan kesannya ini gimana, kita tetap menggunakan aturan yang ada," ungkapnya. 

Lebih lanjut, menurut Yudo Margono bahwa baliho tersebut memang dipasang di area lingkungan Kodim Muara Teweh. 

"Awalnya baliho tersebut oleh yang bersangkutan  tidak dipasang disana, namun pada kenyataannya di pasang disana. Sudah disampaikan yang bersangkutan jangan dipasang disana sudah jelas tenang netralitas TNI," ungkapnya.

Panglima juga meminta langsung kepada Dandim Muara Teweh untuk memastikan bahwa kejadian itu tidak dicopot secara paksa, seperti yang tersebar di sosial media. 

"Bahwa kejadian kemarin dilepas sesuai mekanisme yang ada. Dari awal mulai dari sekarang netralitas TNI itu harus ditegakkan," ungkapnya. Kronologi Pencopotan Baliho

Sebelumnya, beredar video viral berdurasi 31 detik, bernarasi arogan oknum TNI ancam relawan copot baleho Ganjar Pranowo, dekorasi dibungkam oleh oknum Komandan TNI di Muara Teweh, Kalimantan Utara, oknum Komandan TNI bernama Edi Purwoko memaksa baleho Ganjar Pranowo diturunkan secara sepihak, oknum mengancam relawan saya pecahkan kepalanya kalau masih berani pasang, Panwaslu dipaksa hadir menyaksikan penurunan baleho tersebut, padahal pemasangan baleho sah-sah saja karena belum masa kampanye, Apa Komandan ini anti Ganjar Pranowo? atau ada perintah untuk membela Capres lain?