5 Ajaran Ponpes Al Zaytun yang Diduga Sesat, Nomor 3 Bikin Syok

Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang
Sumber :
  • tvOneNews

Cianjur – Pesantren Al Zaytun yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat, menjadi sorotan publik karena diduga mengajarkan ajaran sesat kepada para santrinya.

Ponpes yang dipimpin oleh Syekh Panji Gumilang ini telah menuai berbagai kontroversi dan protes dari masyarakat.

Bahkan, Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Menko Polhukam Mahfud MD telah menjanjikan untuk menindak tegas penyimpangan yang terjadi di ponpes ini.

Apa saja ajaran sesat yang diduga diberikan oleh Al Zaytun? Berikut adalah lima di antaranya:

1. Mencampur shaf salat jemaah pria dan wanita

Ponpes ini diduga mengajarkan santrinya untuk berdiri sejajar di satu shaf yang sama saat salat, tanpa memisahkan antara pria dan wanita.

Selain itu, jarak antar shaf salat di ponpes ini juga jauh dan lebar. Hal ini bertentangan dengan sunnah Rasulullah SAW yang mengajarkan agar shaf salat rapat dan rapi, serta memisahkan antara pria dan wanita.

2. Mengucapkan salam Yahudi

Ustaz Abdul Somad (UAS) mengungkapkan bahwa Panji Gumilang pernah mengajarkan santrinya untuk menyanyikan lagu "Hanevo Shalom Aleichem" yang merupakan salam Yahudi.

UAS mengecam keras hal ini dan menyebut Panji Gumilang sebagai antek-antek Yahudi. Menurut UAS, hal ini merupakan penghinaan terhadap Islam dan umatnya.

3. Melakukan ibadah haji di lingkungan ponpes

Ponpes ini diduga mengajarkan santrinya untuk melakukan ibadah haji di lingkungan ponpes tanpa harus pergi ke Tanah Suci Mekkah.

Mereka mengklaim bahwa haji sebenarnya adalah perjalanan batin, bukan fisik. Mereka juga mengaku telah mendapatkan izin dari Allah SWT untuk melakukan hal ini.

4. Menyebut diri sebagai Negara Islam Indonesia (NII)

Ponpes ini diduga mengaku sebagai bagian dari NII, sebuah organisasi radikal yang ingin mendirikan negara Islam di Indonesia.

Mereka juga diduga memiliki struktur pemerintahan sendiri, seperti presiden, wakil presiden, menteri, dan lain-lain. Mereka juga diduga memiliki mata uang sendiri yang disebut dinar.

5. Menarik iuran paksa dengan dalih infaq

Ponpes ini diduga menarik iuran paksa dari para santri dan orang tua mereka dengan dalih infaq.

Iuran tersebut ditarifkan dengan nominal Rp12 miliar untuk yang tinggal di desa maju dan Rp5 miliar untuk desa tertinggal.

Jika tidak dapat membayar, mereka menawarkan cara lain seperti menjual anak kandung atau menjual diri. Itulah lima ajaran sesat yang diduga diberikan oleh Pesantren Al Zaytun kepada para santrinya.

Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat meningkatkan kewaspadaan kita terhadap ajaran-ajaran yang menyimpang dari Islam.(hen)