Erick Thohir Kena Sindir Eks Komite Etik FIFA Soal Jakarta International Stadium
- Istimewa
Cianjur – Polemik mengenai Jakarta International Stadium (JIS) jelang bergulirnya Piala Dunia U17 masih terus berlanjut. Kabar terakhir menginformasikan bahwa Erick Thohir menyebut rumput lapangan yang dipakai oleh JIS tidak masuk dalam standarisasi milik FIFA.
Menanggapi hal ini, Eks Komite Etik FIFA, Dali Tahir memberikan respons terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh Erick Thohir.
Dirinya menyindir Erick Thohir dengan mengatakan bahwa tidak seharusnya seorang Ketua Umum Federasi mengeluarkan pernyataan seperti itu.
Dali Tahir saat menjadi pembicara di forum Indonesia Lawyer Club menyebut bahwa pihak yang berkompeten dalam menilai dan mengeluarkan pernyataan soal rumput lapangan adalah pihak yang bekerja dibidang infrastruktur.
“Di PSSI ada direktur infrastruktur atau apa yang tanggung jawabnya ya, dan menurut saya, enggak perlu lah ketua umum komentar-komentar soal Stadion gitu loh, suruh aja direktur teknik,” ucap Dali.
Dali berpendapat bahwa ramainya perbincangan soal rumput lapangan JIS saat ini di media sosial disebabkan oleh pernyataan Erick Thohir yang membuat massa menjadi tergiring oleh opini liar.
"Karena kalau ketua umum yang bicara itu langsung ada impactnya gitu ya, suka atau tidak suka, itu yang kita cegah. Karena sepak bola adalah alat persatuan bangsa, bukan alat pecah belah bangsa," kata Dali.
Dirinya menambahkan bahwa terkait soal stadion itu seharusnya menjadi urusan Pemerintah bukan tugas dari Federasi Sepakbola, meski kedua lembaga tersebut memiliki keterikatan satu sama lain.
“Stadion yang memenuhi aturan FIFA itu wajib hukumnya. Nah itulah tugas dari federasi walaupun pembangunan stadion itu bukan tanggung jawab federasi, itu tanggung jawab negara, kalau negaranya mau olahraga sepak bola maju di negeri ini, ya perbaikilah,” lanjut Dali.
Dali menganggap urusan Federasi seharusnya bukan fokus mengenai stadion, melainkan mengembangkan bakat para pemain sehingga dapat berprestasi di kancah internasional.
Sebab, Dali mengatakan bahwa sampai sekarang Indonesia masih belum bisa berprestasi ditingkat internasional.
“Ini didirikan tahun 1930 PSSI, sampai sekarang, saya termasuk pernah jadi pengurus, tapi prestasi yang berhasil secara global itu belum, belum ada. Itu yang jadi tugas yang harus dikerjakan oleh federasi,” tegas Dali.